Jumat, 27 April 2012

ANNELIDA

PENDAHULUAN
Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata), namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
Filum Annelida merupakan cacing selomata berbentuk gelang yang memiliki tubuh memanjang, simetri bilateral, bersegmen, dan permukaannya dilapisi kutikula, dinding tubuh dilengkapi otot, memiliki prostomium dan sistem sirkulasi, saluran pencernaan lengkap, sistem ekskresi sepasang nefridia di setiap segmen, sistem syaraf tangga tali, sistern respirasi terdapat puda epidermis, reproduksi monoesis atau diesis dan larvanya trokofor atau veliger. Kebanyakan cacing Annelida hidup akuatik di laut dan terestrial di air tawar atau darat.
Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas, beberapa organ (misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh, organ yang lain seperti saluran pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida mempunyai rongga tubuh atau coelem, rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari mesoderm tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm. Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem syaraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utam membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral.
Phylum Annelida dibagi menjadi kelas Polychaeta, Oligochaeta, Archiannelida, Echiroidea dan Hirudinea. pembagian ke dalam kelas terutama didasarkan pada segmentasi tubuh. seta, parapodium, sistem sirkulasi, ada tidaknya batil isap, dan sistem reproduksi. Telah diketemukan 12.000 species yang hidup di air tawar, laut dan tanah. Contoh spesies annelida yang terkenal adalah cacing tanah (Lumbricus sp.) cacing ini hidup di tanah, makanannya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli biologi yang termahsur adalah orang yang pertama kali menyatakan bahwa cacing tanah mempunyai peranan yang penting dalam menggemburkan tanah. Karena hidup di dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah menjadi berpori dan mudah diolah.
Cacing tanah juga mencampur dedaunan dengan tanah, jadi menaikan kandungan humus tanah. Sebagian besar anelida hidup dilaut, yaitu diliang-liang atau dibawah karang yang dekat dengan pantai, misalnya neries. Golongan lain dari annelida yang banyak dikenal adalah lintah pengisap darah. Lintah mempunyai balik penghisap dikedua ujung badanya. Batil penghisap posterior dipergunakan untuk melekatkan diri pada inang, sedangkan batil penghisap anterior dipergunakan untuk menghisap darah.

FILUM ANNELIDA
  1. Annelida
Hewan filum Annelida berasal dari kata latin “annul/annelus = cincin, gelang” dalam bahasa Yunani “eidos = bentuk” yang dikenal sebagai cacing gelang. Tubuh anggota filum ini bersegmen tertutup kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah ada ronnga tubuh (coelom), dengan metamerisme sebagai ciri utamanya: pembagian rongga tubuh, sistem persyarafan, peredaran darah, dan sistem ekskresinya metamerik. Saluran pencernaan lengkap (mulut-usus-anus), berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh. Respirasi dengan epidermis ataupun insang (pada cacing tabung, misalnya) pada somit tertentu. Organ reproduksi hermafrodit (kelas olygochaeta dan hirudinea), dengan hewan langsung berbentuk hewan dewasa, atau berumah dua (kelas archiannelida dan polychaeta), dengan melalui fase larva trokofor. Hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut dan dalam air. Umumnya annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan akuatis, dan ada juga yang bersifat parasit pada vertebrata.
1.1 Ciri-ciri Umum
Ciri umum yang tergolong filum Annelida dapat diuraikan sebagai berikut:
  • Tubuh bilateral simetris, bersegmen, berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh
  • Triploblastis
  • Tiap segmen dipisahkan oleh septa
  • Tubuh ditutupi oleh kutikula fleksibel
  • Punya seta, keras, seperti kitin (kec: Hirudinea)
  • Punya parapodia
  • Alat gerak: kontraksi otot tubuh dan setae (rambut kaku) pada tiap segmen (polygochaeta dan olygochaeta)
  • Respirasi: epidermis permukaan kulit (difusi) dan insang (pada polychaeta)
  • Saluran pencernaan lengkap (mulut-usus-anus)
  • Reproduksi: -seksual/genertif: konjugasi
-Aseksual/vegetatif: fragmentasi à regenerasi
  • Ekskresi: nefridia (nephridios = ginjal)
  • Saraf dan Indera: saraf tangga tali ( ganglion berderet berpasangan)
Statosidaà indra keseimbagan, peka terhadap cahaya.
  • Sirkulasi: peredaran darah tertutup.
  • Habitat: -tanah yang lembab
-air laut
-air tawar
1.2. Sruktur Tubuh
  • Bilateral simetris: organ yang memiliki dua sisi
  • Triboplastik,
Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
  • Bersegmen, tubular dan memanjang
Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri terdiri dari alat ekskresi (nefridium), lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah. Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m. Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia. Tubuh terbagi menjadi ruas-ruas (segmen) yang sama, baik di bagian dalam dan di bagian luar tubuh, kecuali saluran pencernaan dan sepanjang sumbu anterior-posterior, keadaan demikian disebut metarisma dan masing-masing ruas disebut metamere.
  • Tubuh ditutupi oleh kutikula fleksibel
Strukur tubuh annelida
1.3 Fisiologi
1.3.1 Alat gerak
Annelida bergerak dengan kontraksi otot tubuhnya. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
  • Punya seta, keras, seperti kitin (kec: Hirudinea)
→ Seta: bulu kasar/rambut pada invertebrate. Pada polychaeta mempunyai seta yang banyak, sedangkan pada olygochaeta mempunyai seta yang sedikit. Seta ini terdapat pada tonjolan di samping.
  • Punya parapodia
• Tiap segmen terdapat parapodia; untuk lokomosi
• Parapodia terdiri dari sejumlah seta;
• Seta terdiri dari notopodium, neuropodium, acicula & otot yang bekerja untuk berjalan, merangkak, bersembunyi atau berenang.
1.3.2 Sistem Respirasi
Respirasi yang terjadi pada Annelida dengan cara aerob, O­2 & CO2 berdifusi via kulit menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh, namun ada juga yang menggunakan insang pada polychaeta. Hanya terjadi ketika kulit dalam kondisi lembab.
1.3.3 Sistem Pencernaan
Annelida sudah mempunyai alat pencernaan makanan, mereka mencerna makanannya secara ekstraseluler. Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang.
1.3.4 Sistem Reproduksi
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet, memiliki klitelum sebagai alat kopulasi. Klitelum = struktur reproduksi yang mengsekresi cairan & membentuk kokon tempat deposit telur. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ seksual Annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris) melalui larva trochophore berenang bebas.
1.3.5 Sistem Eksresi
Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia (tunggal – nefridium) merupakan organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya. Nefridia = organ dalam segmen yang mengumpulkan sisa-sisa cairan & keluar melalui nephridiofor.
1.3.6 Sistem Saraf dan Indera
Sistem saraf Annelida adalah sistem saraf tangga tali. Terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Susunan syaraf terdiri atas anterior, dorsal ganglionic mass, disebut otak. Atau sebuah benang syaraf yang panjang dengan ganglionic swelling dan syaraf lateral pada tiap ruas.
• Cincin ganglia dihubungkan oleh tali saraf ventral
• Ganglia = seperti kantong yang merupakan pembesaran dari jaringan saraf, membentuk “otak”
• Tali saraf = sel-sel yang memanjang tubuh & mengandung impuls-impuls saraf
1.3.7 Sistem Peredaran Darah / Sirkulasi
Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.
•Lengkung aorta: lima tabung seperti jantung yang memompa darah ke dalam dua tabung utama sepanjang tubuh.
•Darah: subtansi cair yang mengedarkan makanan & membawa sisa-sisa makanan.
1.4 Habitat dan Ekologi
Sebagian besar Annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit (merugikan karena menempel pada inangnya) dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembab. Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
1.5 Klasifikasi
Annelida dibagi menjadi lima kelas, yaitu:
  1. Polychaeta (cacing berambut banyak)
Berdasarkan perkembangan anterior dan cara hidup dapat dibedakan menjadi:
- Erratia
- Sedentaria
  1. Olygochaeta (cacing berambut sedikit)
  2. Hirudinae (tidak punya rambut);
- Bangsa Acanthobdellia
- Bangsa Rhynchobdellida
- Bangsa Gnathobdellia
- Bangsa Pharyngobdellida
  1. Archiannelida
  2. Echiuoroidea
  1. Kelas Polychaeta
Polychaeta, dalam bahasa Yunani “poly” = banyak, “chaetae” = rambut kaku, merupakan Annelida berambut banyak. Anggota kelas polychaeta dikenal dengan sebutan umum cacing laut, cacing sikat, cacing ruas. Umumnya hidup di air. Seluruh permukaan tubuh polychaeta mengandung rambut-rambut kaku atau setae yang dilapisi kutikula sehingga licin dan kaku. Tubuhnya berwarna menarik, seperti ungu kemerah-merahan. Setiap segmen tubuh polychaeta dilengkapi dengan sepasang alat gerak atau alat berenang yang disebut parapodia. Alat ini pun berperan sebagai alat pernafasan. Polychaeta memiliki kelamin terpisah. Perkembangbiakannya dilakukan dengan cara seksual. Pembuahannya dilakukan di luar tubuh. Telur yang telah dibuahi tumbuh menjadi larva yang disebut trakofora. Setae berupa berkas, biasanya ada dua berkas: notosetae (di bagian dorsal) dan neurosetae (di bagian ventral); parapodia menonjol, tipenya bernacam-macam (biramus, uniramus), kadang-kadang tereduksi; prostomium pada umumnya berkembang baik, mempunyai mata dan tentakel, namun sangat termodifikasi pada hewan sedentaria; organ reproduksi pada umumnya diosius; habitat lautan, ada juga yang hidup di lingkungan estuary, beberapa hidup di air tawar atau bahkan terrestrial (di wilayah tropic).
2.1 Ciri-ciri polychaeta
  • Tubuh memanjang dan bersegmen
  • Tiap segmen mempunyai parapodiaàsemacam kaki yang bentuknya seperti dayung
  • Tiap parapodia mempunyai seta, kec.segmen terakhir
  • Warna tubuh menarik
  • Respirasi dengan insang
  • Di bagian anterior terdapat kepala yang sempurna, disebut prostomium. Pada kepala terdapat mata, antena, sepasang palpus dan mulut di bagian ventral.
  • Ruas yang mengandung mulut disebut peristomium. Ruas terakhir atau pigidium mengandung anus.
  • Habitat: bahari à di lautan, hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah pasang surut air laut
  • Perbedaan dengan Oligochaeta:
-Kepala dengan anggota, Tiap somit banyak seta & 1 pasang parapodia, Dioesious, Punya Stadium larva (trokofor), tidak punya klitelum.
-Tubuh terdiri tiga bagian: pra segmental, segmental & pascasegmental. Kepala di prasegmental, parapodia di segmental & pygidium di pascasegmental.
struktur tubuh polychaeta prostomium,peristomium
Appendages
• Kepala ada tentakel
• Punya faring yang dapat ditonjolkan dari kepala. Faring punya duri cengkram & bergigi.
faring di kepala macam parapodia
Parapodia
• Seta banyak & punya parapodium.
• Parapodia: -biramus (noto+neuropodia)
-uniramus (hanya neuropodia).
Notopodia terdapat di bagian dorsal, neuropodia di bagian ventral.
• Seta: di betuk oleh sel ektoderm. Tiap seta terdiri atas sejumlah filamen & sel lateral. Tipe dasar seta yaitu ; Compound, Pseudocompound, Simple
• Anus dalam somit terakhir, terdapat sepasang anal cirri
2.2 Struktur Tubuh
Panjang tubuh umumnya kurang dari 10 cm dengan garis tengah 2-10 mm; penghuni kedalaman laut umumnya hanya mencapai panjang 1 m, walau ada satu jenis yang panjangnya mencapai 3 m (Eunice sp). Warna tubuhnya banyak yang menarik (merah, merah muda, hijau ataupun kombinasi warna-warna). Metamerisme pada umumnya sempurna, dengan tiap segmen silindris identik, kecuali bagian kepala dan ekor.
2.3 Fisiologi
2.3.1 Alat Gerak
• Pergerakan disebabkan oleh perpaduan gerak antar parapodia, otot dinding tubuh & cairan rongga tubuh.
• Gerak undulating mengakibatkan cacing dapat menjalar & berenang dengan cepat.
2.3.2 Sistem Respirasi
• Bernafas dengan insang
• Pertukaran gas via permukaan tubuh juga terjadi
• Beberapa jenis tiap ruas terdapat insang, kecuali ujung anterior & posterior
• Pada cacing yang mengalami modifikasi, jumlah & letak insang terbatas pada ruas tertentu.
2.3.3 Sistem Pencernaan
• Cara makan sesuai dengan kebiasaan hidup
Raptorial feeder: avertebrata kecil ditangkap dengan pharink/probosis yang dijulurkan, terdapat rahang kitin
• Deposit feeder: menelan pasir & lumpur dalam lorong; bahan organik dicerna & partikel mineral dikeluarkan via anus, atau melalui tentakel cilia yang berlendir
• Filter feeder: tidak punya probosis tutup kepala dilengkapi radiola untuk menyaring detritus & plankton.
2.3.4 Sistem Reproduksi
Reproduksi Seksual
• Dioesious & monoesious
• Seksual via fertilisasi eksterna (ovum & sperma di lepas di air). Zigot → trokofor → juvenil
Reproduksi Aseksual
• Pada Cirratulidae, Sabellidae, Spionidae & Syllidae (Tunas/Budding) dari parapodia. bagian tubuh menjadi dua bagian.
• Epitoksi (pembentukan individu reproduktif) merupakan fenomena reproduksi khas polychaeta—hewan tampak jadi dua bagian.
2.3.5 Saraf dan Indera
  • Sistem saraf tangga tali
• Alat indera utama: mata, “nuchal organ” & statocyst
• Mata berkembang baik (errantia), bintik mata/tidak ada (sedentaria)
• Fungsi mata: fotoreseptor
• Nuchal organ: kemoreseptor untuk mendeteksi makanan
• Sel peraba terdapat diseluruh tubuh, terutama parapodia & kepala
Sistem syaraf, indera & sirkulasi
2.3.6 Sistem Ekskresi
• Cacing yang tidak mempunyai pembuluh darah: protonefridia solenosit
• Cacing yang mempunyai pembuluh darah: metanefridia
- Nefrostom: corong bersilia
- Nefridial kanal: pembuluh ekskresi
- Nefridiophor: lubang ekskresi, bermuara pada neuropodium
• Nefridia juga berfungsi sebagai alat osmoregulasi
2.4 Habitat dan Ekologi
Habitatnya di lautan, Polychaeta hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah pasang surut air laut ataupun membentuk tabung. Cara hidupnya yang bersembunyi menyebabkan mereka luput dari pengamatan biasa.
Contoh polychaeta yang terkenal:
1) Sabellastarte indica (cacing kipas)
2) Marphysa sanguinea
3) Eunice viridis (cacing wawo)
4) Lysidice oele (cacing palolo)
5) Nereis virens (kelabang laut)
Dua jenis terakhir sering dikonsumsi oleh orang-orang di Kepulauan Maluku. Sebagian besar waktu Polychaeta berada dalam bentuk atoke, yaitu hewan yang belum masak secara seksual (dewasa). Pada saat musim kawin, bagian tubuh tertentu membentuk gonad. Hewan yang sudah dewasa ini disebut epitoke. Epitoke mengandung gamet. Pembuahan terjadi di luar tubuh.
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Polychaeta
Ordo : Eunicida
Familia : Eunicedae
Genus : Eunice
Species : Eunice viridis
2.5 Kelompok Polychaeta
Polychaeta dibagi dalam dua kelompok; polycaeta Erratia dan Sedentaria. Penggolongan itu di dasarkan perkrmbangan anterior dan cara hidup hewan dari masing-masing kelompok: polycaheta Erratia memiliki sumbu tubuh bersegmen banyak yang serupa (metameri), mempunyai kepala yang ditandai sejumlah palpus, antenna, dan siri tentakel. Hewan-hewan itu hidup bergerak bebas dan kuat dan acap kali bersusunan kompleks, yang dapat dijadikan ciri penentu jenis. Jumlah segmen tubuh hewan Sedentaria relatif terbatas dibandingkan dengan Errantia. Anggota badan bagian anterior dapat tidak ada, tapi pun dapat ada, yang mirip dengan hewan Errantia. Pada umumnya bagian anterior termodifikasi menjadi lubang mulut yang dikelilingi insang, sedangkan bagian tengah membentuk bagian abdomen yang parapodianya pendek.
1.Subkelas Sedentaria
• Segmen tubuh & parapodium tidak sama. Faring tidak punya rahang
• Sedentari & bersembunyi dalam lumpur / hidup dalam tabung di lumpur
• Parapodia & organ saraf mereduksi
• Bentuk kepala mengalami berbagai modifikasi sesuai fungsinya sebagai ciliary feeder
• Contoh:
- Sabella (cacing kipas), struktur dikepala seperti bulu yang disebut radiola
- Chaetopterus ; hidup dalam tabung berbentuk huruf U, notopodium mengsekresi kantong lendir yang menjaring makanan dari air. Kantong secara periodik akan masuk ke dalam mulut ventral suckers
- Arenicola ; Hidup dalam tabung berbentuk huruf J
2. Subkelas Errantia
• Segmen tubuh sama dari kepala – ekor
• Parapodia sama dari depan – belakang
• Hidup bebas, pelagis, merayap, lubang
• Organ indera berkembang baik
• Contoh: Tomopteris: berenang bebas & bioluminescen
PERANAN POLYCHAETA
Penting secara ekonomi (+,-):
1. Sumber protein
2. Bahan baku obat & industri farmasi
3. Parasit (cangkang kerang & tiram mutiara, usus ikan)
4. Budidaya (pakan ikan & komoditi ekspor)
5. Hiasan akuarium laut
Penting secara ekologi:
1. Indikator polusi organik ekosistem akuatik
2. Mata rantai dalam ekosistem
3. Mendaur-ulang nutrien di alam
4. Membentuk ekosistem terumbu karang
5. Hama (penggerek & penempel) badan kapal
Gambar 25. A. Polychaeta dengan parapodia B. Polychaeta dengan bagian tubuh
  1. Kelas Oligochaeta
Oligochaeta (dalam bahasa Yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen. Habitat cacing ini umumnya di air tawar dan tempat lembab. Namun, ada pula yang hidup di darat. Tubuhnya bersegmen-segmen dengan jumlah segmen mencapai 200 buah. Berikut merupakan gambar yang menerangkan struktur anatomi Oligochaeta
3.1 Ciri-ciri oligochaeta
  • Memiliki sedikit setae pada tubuhnya
  • Segmen pada tubuhnya mencapai 200 segmen
  • Panjang tubuh mulai 1cm-3m
  • Kulit dilapisi kutikula
  • Tubuh mengandung hemoglobin
  • Habitat di tempat lembab dan perairan
  • Hermaprodit
3.2 Struktur Tubuh
Setae tidak membentuk berkas, tunggal dan membentuk rangkaian tertentu, tidak memiliki parapodia; jarang mempunyai insang (kecuali yang akuatik); prostomium kecil, berbentuk kerucut, tanpa mata atupun tentakel; organ reproduksi hermafrodit (pembuahan silang): susunan gonad dan saluran-saluran reproduksi khas, metamerisme terbatas; sejumlah segmen membentuk clitellum untuk menyekresikan cocoon; habitat pada umumnya air tawar ataupun terrestrial, beberapa hidup di lingkungan estuary.
3.3 Fisiologi
3.3.1 Sistem Respirasi
Kelas Oligochaeta tidak memiliki parapodia seperti pada kelas polychaeta, pernapasannya dilakukan melalui seluruh permukaan tubuhnya. Itu sebabnya mengapa tubuh kelompok cacing ini berlendir. Tubuh cacing tanah tertutup oleh selaput bening dan tipis yang disebut kutikula. Kutikula ini selalu lembap dan basah. Melalui selaput inilah cacing bernapas. Kutikula menyebabkan udara di dalam tanah dapat masuk ke pembuluh darah cacing. Setelah masuk ke pembuluh darah, udara tersebut diedarkan ke seluruh tubuh. Tetapi ada juga Oligochaeta yang bernafas dengan menggunakan insang, yakni kelas oligochaeta yang hidup akuatik.
3.3.2 Sistem Pencernaan
Class Oligochaeta memiliki sistem pencernaan yang lengkap mulai dari mulut, faring, kerongkogan dan usus. Makanannya adalah sisa dedaunan. yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.
System pencernaan oligochaeta
3.3.3 Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermafrodit, tetapi tidak melakukan pembuahan sendiri. Hal itu karena, matangnya sel kelamin betina tidak sama waktunya dengan matangnya sel kelamin jantan. Organ reproduksi betina terdapat di segmen ke-9 sampai ke-14 dan organ reproduksi jantan terdapat di segmen ke-10 sampai ke-15. Di segmen ke-32 sampai ke-37 terdapat klitelum, yaitu penebalan epidermis sebagai penghasil lendir. Sewaktu sepasang cacing berkopulasi maka akan keluar lendir yang akan membungkus kedua cacing dan menjaga sperma dari kekeringan. Selubung (coccon) lendir tadi akan maju mundur di sepanjang kedua tubuh cacing. Setelah itu, sel telur dari masing-masing cacing keluar dan memasuki coccon. Jika melewati lubang kelamin jantan, telur-telur yang ada di dalam coccon akan dibuahi oleh sperma dari cacing yang berlainan. Setelah selesai pembuahan, coccon akan lepas ke arah depan. Sekarang di dalam coccon terdapat telur-telur yang akan dibuahi dan kemudian tekur-telur tersebut akan menetas menjadi cacing.
3.3.4 Sistem saraf
Sistem saraf Oligochaeta terdiri dari:
– ‘otak’ (ganglion cerebral)
– dua lobus di atas faring
– dua syaraf penghubung disekitar faring menuju ke ganglia sub paringeal
– tali syaraf ventral (sepanjang dasar selom ke arah somit anal).
– Beberapa syaraf menuju ke prostomium & daerah mulut
• Tali syaraf ventral dlm tiap somit mempunyai ganglion membesar & memberikan 3 pasang syaraf lateral
• Tiap syaraf lateral membentang setengah somit terdiri dari serabut sensoris & motoris
3.3.5 Sistem Ekskresi
Anelida dan moluska mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium. Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.
Gbr. Sistem ekskresi pada anelida
Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.
Peranan
• Sumber pakan ikan (Tubifex)
• Perombak bahan organik & menyuburkan tanah (Lumbricus)
• Bioindikator (Tubifex, Limnodrillus)
• Inang perantara parasit pada ikan (Aulophorus furcatus & Dero limosa)
• Inang perantara cacing pita unggas (Amoebotaenia spenoides)
• Parasit pada anak ikan lele (Lytocestus parvulus)
• Pembawa virus+bakteri minyak flu pada ababi (Metastrongylus)
Ordo 1. Lumbriculida
– Gonopore jantan & testis terletak pada ruas yang sama
– Contoh: LumbriculusOrdo
2. Moniligastrida
– Gonopore jantan terletak di belakang ruas yang mengandung testis
– Contoh: Moniligaster
Ordo 3. Haplotaxida
– Gonopore jantan sedikit satu ruas di belakang ruas yang mengandung testis
– Contoh: Limnodrillus, Chaetogaster
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Oligochaeta
Ordo : Opisthopora
Familia : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Species : Lumbricus sp.
  1. Kelas Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Anggota kelas hirudinea hidup di lingkungan akuatik dan terrestrial. Panjang Hirudinea bervariasi dari 1–30 cm. Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup dengan mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan Hirudo (lintah). Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin.
4.1. Ciri-ciri hirudinea:
  • Panjang tubuh mencapai 30 cm
  • Tubuh dilindungi oleh lapisan kutikula
  • Tubuh relatif pipih
  • Tubuh terdiri dari 34 segmen
  • Tidak mempunyai parapodia dan setae
  • Mempunyai alat penghisap (sucker) di bagian anterior maupun posterior
  • Bersifat hermafrodit
  • Habitat: air tawar dan darat
4.2 Stuktur Tubuh
Hewan ini tidak memiliki parapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Sekalipun dikenal dengan nama umum lintah pengisap darah, bagian terbesar di antaranya tidak hidup sebagai ektoparasit. Tubuhnya pipih. Ukuran panjangnya dari 1-2cm atau 5cm, walau ada yang mencapai 12cm, bahkan 30cm (Haemanteria ghiliani dari daerah Amazon). Metamerisme sudah sangat tereduksi: segmen-segmen ujung anterior (biasanya kecil) dan posterior (lebih besar) termodifikasi manjadi alat penghisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Jumlah segmen tetap, yaitu 34, walau lapisan cincin sekunder di luarnya (annuli) menyamarkan segmentasi primer tersebut. Clitteum dibentuk segmen-segmen IX,X atau XI.
Struktur tubuh lintah
4.3 Fisiologi
4.3.1 Alat Gerak
• Sebagian aktif malam, juga siang.
• Bergerak dengan cara melekukkan badan, melekat dengan sucker
• Berenang dengan cara menggelombangkan badan.
4.3.2 Sistem Respirasi
• Menggunakan anyaman kapiler di bawah epidermis.
• Insang: Piscicolidae
4.3.3 Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, anus. Anus terletak pada bagian dorsal. Proses pencernaan penghisap anterior à mulut à faring à tembolok à usus à usus buntu à anus à penghisap posterior.
• faring otot yang dilengkapi rahang bergigi /probosis berotot
Di kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang yang berbentuk seperti setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30 menit lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml – kuota yang cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun mengandung zat aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah, dan mengandung penisilin.
Makanan & Pencernaan
• Lintah hidup sebagai pemakan bangkai/predator, parasit. Predator makan larva, keong, serangga, cacing.
• 75% penghisap darah, melekat/nempel pada permukaan tubuh vertebrata (ikan-manusia).
• Darah dihisap oleh faring otot & menampung dalam tembolok. Enzim saliva (hirudin) mencegah koagulasi darah. Dalam 1 x makan, lintah mengisap darah 10x berat tubuhnya.
4.3.4 Sistem Reproduksi
• Monoceous
• jantan: 4-12 pasang testis. 1 pasang ductus spermaticus.
• betina: 2 ovarium & Oviduct yang berhubungan dengan kelenjar albumin & vagina di median yang bermuara di belakang porus genitalia jantan
• Tidak ada tingkat larva
• Lintah membentuk kokon yang mengandung telur yang telah dibuahi & kokon akan diletakkan dalam air/tanah.
4.3.5 Saraf dan Indera
• Ruas 5 & 6 terdapat lingkar saraf ganglia: “otak”
• Alat indera: mata & papilla
• Mata: fotoreseptor
• Papilla & sensila: tonjolan kecil pada epidermis. Fungsi: alat peraba & perasa
4.3.6 Sistem Ekskresi
10-17 pasang nephridia, ammonia.
4.4 Habitat dan Ekologi
Hewan berhabitat air tawar, hidup di rawa-rawa, kolam, ataupun sungai. Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup dengan mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah).
Peranan
• Terapi medis (Hirudo medicinalis)
• Mengisap darah kerbau (Hirudo, Macrobdella, Philobdella)
• Parasit pada ikan (Piscicolidae)
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Hirudinea
Ordo : Arhynchobdellida
Familia : Hirudinidae
Genus : Hirudo
Species : Hirudo medicinalis
ORDO 1. Acanthobdellia
  • Mempunyai setae; hanya satu marga yang ada, ditemukan di Finlandia dan Rusia.
• Tidak punya alat isap pada anterior
• Pada segmen 2-4 terdapat dua pasang seta tiap ruas
• Contoh: Acanthobdella
ORDO 2. Gnathobdellia
• Punya alat isap anterior & posterior
Lintah bergigi tiga buah (walau kadang-kadang tereduksi); mulut lebar, hampir menyatu denga bibir batil isap oral; biasanya barmata 5 pasang.
• Punya 3 buah rahang, pharink tidak dapat dijulurkan
• Contoh: Hirudo medicinalis, Haemadipsa
ORDO 3. Rhynchobdellida
  • Lintah degan proboscis yang eversible; mulut kecil, di tengah batil isap oral; kelompok glossiphoniid hidup di air tawar, kelompok piscicolid hidup sebagai parasit ikan, contoh: Galssiphonia.
• Punya anterior sucker/tidak
• Tidak punya rahang, tapi punya belalai
• Contoh: Piscicola, Helobdella
ORDO 4. Pharyngobdellida
Mirip dengan Gnathobbdellida, tetapi faring tidak bergigi; bermata 6-8 pasang; kebanyakan berhabitat air tawar, pemakan larva insekta dan moluska. Contoh: Erphobdella
• Pharink tidak dapat dijulurkan
• Tidak punya gigi, tapi punya 1-2 stylet
• Co: Erpobdella, Dina
  1. Kelas Archiannelida
Merupakan cacing primitive, cacing kecil marga utama Polygordius, banyak terdapat di pantai. Ciri-ciri mirip larva polychaeta yang hidup di dasar pasir. Memiliki sepasang tentakel pada prostomiumnya, pada sisi prostomium terdapat celah berbulu getar sebagai alat pengindera. Tubuhnya bersekat dan tiap sekat memiliki rongga tubuh, otot longitudinal, sepasang nefridia, sepasang gonad, bagian saluran pencernaan dan bagian syaraf. Pertumbuhannya melalui perpanjangan anus.
5.1 Ciri archiannelida
  • Memiliki cangkang kapur (shell), simetri bilateral, tidak beruas, sebagian besar berbulu getar dengan kelenjar lender
  • Tidak mempunyai parapodia & seta
  • Bagian kepala membesar (kec. Scaphopoda dan Pelecypoda)
  • Kaki berotot sebagai alat merayap, meliang atau berenang
5.2 Struktur Tubuh dan Fisiologi
  • Memiliki gigi dan saluran pencernaan lengkap
  • Memiliki jantung dengan dua bagian, aorta dan pembuluh
  • Respirasi dengan insang (ctenidium), paru pada rongga mantel, mantel atau oleh epidermis
  • Ekskresi oleh ginjal (nefridia)
  • Memiliki sistem syaraf (ganglia), bintik mata atau mata majemuk, statosista untuk keseimbangan.
  • Kelamin terpisah atau hermaprodit (protandri)
  • Tiap segmen mengandung sepasang nefridium, somit hanya di bagian posterior saat metamorfosis, larva trokofor.
  • Contoh: Polygardius, panjang tubuh 30-100 mm, tubuh langsing, somit tidak jelas dari luar. Prostomium dengan dua tentakel sensori, Organ interna mirip polychaeta tapi lebih sederhana.
  • Dinophilus, Chaetogordius
  1. Kelas Euchiroidea
Ciri, Struktur dan Fisiologi:
  • Kelompok yang mempunyai bekas peruasan pada hewan dewasa (cacing senduk)
  • Berbentuk silindris, tidak beruas, dinding tubuh tipis dan penuh cairan dalam rongga tubuh, memiliki prestomium (belalai)
  • Memiliki mulut, usus dan anus
  • Habitat di dasar lumpur atau pasir di bawah garis pasang surut, membuat liang berbentuk ‘U’
  • Hidup secara komensalisme dengan beberapa jenis hewan dalam lubang yang sama

PENUTUP
Annelida merupakan hewan tripoblastik selomata, karena sudah memiliki coelom. Annelida hidup secara bebas, tetapi ada juga yang parasit pada hewan vertebrata seperti manusia. Anelida ada yang bersifat merugikan dan menguntungkan, namun sebagian besar Annelida bersifat menguntungkan bahkan ada yang dapat dijadikan sebagai bahan konsumsi di beberapa daerah, contohnya: cacing wawo (Lysidice oele), dan cacing palolo ( Eunice viridis). Kedua cacing tersebut biasa dikonsumsi oleh manusia di beberapa tempat di Indonesia. Selain itu, beberapa contoh spesies Annelida yang menguntungkan antara lain: Lumbricus rubella yang memegang peranan penting bagi agroekosistem, cacing tersebut memproses sampah tanaman dan mengubahnya menjadi permukaan tanah sehingga kaya nutrisi. Cacing tersebut juga berperan sebagai dekomposer dan menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif dan enzim-enzim penghancur benda mati sehingga tidak mengherankan jika cacing dijadikan bahan pengobatan contohnya untuk typhus dan bahan pembuat kosmetik. Selain itu ada juga spesies yang biasa digunakan dalam ilmu kedokteran yaitu Hirudo medicinalis.


DAFTAR PUSTAKA
Kastawi, Yusuf.dkk. 2003. Zoologi Avertebrata. Jica: Malang.
Tim Ganesha Operation. 2004. Instan Biologi SMA.Erlangga: Jakarta.
Oemarjati, Boen S dan Wisnu Wardhana. 1990. Taksonomi Avertebrata Pengantar Praktikum Laboratorium. UI Press: Jakarta.
Akhyar,M. Salman. 2004. BIOLOGI untuk SMA Kelas 1(KelasX) Semester2. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Http://www.google.com