Selasa, 22 Oktober 2013

PERTUMBUHAN MIKROBA DAN PERANAN MIKROBA DI LINGKUNGAN


MAKALAH MIKROBIOLOGI
PERTUMBUHAN MIKROBA DAN PERANAN MIKROBA DI LINGKUNGAN”
DOSEN PENGAMPU : Pujiati, S.SI, M.SI


Madiun, 18 April 2013
Disusun Oleh Kelompok VII :

Siti Rhominawati                   11.431.040/IVB
Erny Purwati                         11.431.050/IVB
Nourma Azizah                      11.431.057/IVB

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
IKIP PGRI MADIUN
2013



KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pertumbuhan Mikroba Dan Peranan Mikroba Di Lingkungan”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Mikrobiologi  di IKIP PGRI MADIUN.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Maka kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.


Madiun, 18 April 2013

Penulis


DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................... i
Kata Pengantar.......................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B.       Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C.       Tujuan............................................................................................................ 2

BAB II  PEMBAHASAN
A.    Kultur Pertumbuhan mikroba............................................................... ........ 3
B.     Kurva Pertumbuhan mikroba......................................................................... 6
C.     Faktor Pertumbuhan mikroba........................................................................ 8
D.    Pengukuran Pertumbuhan mikroba................................................................ 11
E.     Faktor biotik dan abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba.......... 13
F.      Mikroba air, tanah dan udara......................................................................... 18

BAB III PENUTUP
Kesimpulan........................................................................................... ........ 21

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Pertumbuhan secara umum dapat didefisinikan sebagai pertambahan secara teratur semua komponen didalam sel hidup. Dengan demikian pertambahan ukuran yang diakibatkanoleh bertambahnya air atau karena penumpukan lemak, bukan merupakan pertumbuhan. Pertumbuhan makhluk hidup dapat juga ditinjau dari 2 sudut, yakni pertumbuhan individu (sel) dan pertumbuhan kelompok sebagai satu populasi.
     Pertumbuhan sel diartikan sebagai adanya penambahan volume sel serta bagian-bagian lainnya, dapat juga diartikan sebagai penambahan kuantitas isi dan kandungan di dalam sel. Sedangkan pertumbuhan populasi merupakan akibat pertumbuhan individu. Misalnya, dari satu sel menjadi dua, dari dua sel menjadi empat, dari sempat sel menjadi delapan sel.
Pada mikroorganisme, pertumbuhan individu (sel) dapat berubah langsung menjadi pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan sel dan pertumbuhan populasi, serta sebagai satu kesatuan populasi yang kemudian terjadi. Pertumbuhan dalam keadaaan kesetimbangan bila terjadi secara teraturpada kondisi konstan, sehingga jumlah pertambahan komponen kimia juga konstan.
Peranan mikroorganisme dibagi menjadi 2, yaitu peranan positif dan peranan negatif. Dalam peranan positif antara lain : Menguntungkan manusia, hewan, tumbuhan, pengolahan pangan, pengendalian penyakit dan membantu kesuburan tanah. Sedaangkan peranan negatif antara lain : Mencemari bahan pangan dan menyebabkan penyakit



B.     RUMUSAN MASALAH
1.         Apa saja Kultur Pertumbuhan mikroba?
2.         Bagaimana Kurva Pertumbuhan mikroba ?
3.         Apa saja Faktor Pertumbuhan mikroba ?
4.         Bagaimana Pengukuran Pertumbuhan mikroba?
5.         Apa faktor biotik dan abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba?
6.         Apa keuntungan dan kerugian mikroba air, tanah dan udara bagi lingkungan?

C.     TUJUAN
1.      Mengetahui Kultur Pertumbuhan mikroba
2.      Mengetahui Kurva Pertumbuhan mikroba
3.      Mengetahui Faktor Pertumbuhan mikroba
4.      Mengetahui Pengukuran Pertumbuhan mikroba
5.      Mengetahui Faktor biotik dan abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba
6.      Mengetahuikeuntungan dan kerugian mikroba air, tanah dan udara bagi tumbuhan

BAB II
PEMBAHASAN
A.    KULTUR PERTUMBUHAN MIKROBA
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Beberapa media yang sering digunakan antara lain :
1.        Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri.Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform.

2.       EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, danSalmonella.Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna.
Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli.Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung.


3.     Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy.Nutrien agar juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof.Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Nutrien agar merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.

4.     Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara Larutkan 5g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades,

5.     MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)
MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape  untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya MRS agar tidak sangat selektif.

6.     TrypticaseSoyBroth(TSB)
TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen.Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme.
7.     Plate Count Agar (PCA)
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121°C). Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba).
8.     APDA
Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan yeast yang terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan tumbuh dengan optimal pada media yang sesuai. Adanya asam tartarat dan pH rendah maka pertumbuhan bakteri terhambat

9.     Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang.Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan.Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi.campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna.Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2.

10.  VRBA (Violet Red Bile Agar)
VRBA dapat digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri Enterobactericeae. Agar VRBA mengandung violet kristal yang bersifat basa, sedangkan sel mikroba bersifat asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel akan mati. Dengan VRBA dapat dihitung jumlah bakteri E.coli.



11.   PGYA
Media ini berfungsi untuk isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan sel khamir.Dengan adanya dekstrosa yang terkandung dalam media ini, PGYA dapat digunakan untuk mengidentifikasi mikroba terutama sel khamir.
Untuk membuatnya, semua bahan dicampur dengan ditambah CaCO3 terlebih dahulu sebanyak 0,5 g lalu dilarutkan dengan akuades. Kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer dan disumbat dengan kapas lalu disterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit.

B.     KURVA PERTUMBUHAN MIKROBA
Pertumbuhan mikroba memiliki 5 fase, yaitu fase lag (adaptasi/penyesuaian), fase eksponensial (logaritmik), fase pengurangan pertumbuhan, fase stasioner dan yang terakhir fase kematian.
1.    Fase Lag
Pada fase ini perubahan bentuk dan pertumbuhan jumlah individu tak secara nyata terlihat. Karena fase ini dapat juga dinamakan sebagai fase adaptasi (penyesuaian). maka dari itu apabila dilihat pada kurva pertumbuhan mikroba, grafik selama fase ini umumnya mendatar. Ini disebabkan tidak atau belum adanya sumber nutrien untuk makanan mikroba.
2.    Fase Eksponensial atau Logaritmik
Setelah setiap individu mengalami penyesuaian diri dengan lingkungan baru selama fase lag, maka mulailah mengadakan perubahan bentuk dan meningkatkan jumlah sel sehingga apabila dilihat dalam kurva akan tampak meningkat dengan tajam.
3.    Fase Pengurangan Pertumbuhan
Berupa titik puncak dari fase eksponensial sebelum mengalami fase stasioner. Dimana penambahan jumlah individu mulai berkurang dan ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya berkurangnya sumber nutrien yang ada di dalam media sehingga mikrobia tidak akan bisa meningkatkan jumlahnya.
4.    Fase Stasioner
Yaitu mengalami pengurangan sumber nutrien. Artinya, sumber nutrien yang ada untuk mikrobia mengalami kehabisan atau tidak ada yang menambahi sehingga mikrobia tidak bisa melakukan pertumbuhan namun juga tidak secara langsung mengalami kematian. Maka dari itu kurva grafik mendatar, artinya tidak naik karena tidak adanya pertumbuhan dan tidak turun karena tidak secara langsung mengalami kematian.
5.    Fase Kematian
Grafik menunjukkan penurunan secara tajam karena merupakan akhir dari suatu jumlah individu yang kembali ke titik awal. Ini disebabkan mikrobia sudah tidak mampu bertahan hidup selama stasioner (yang tidak mendapatkan sumber nutrien).


Gb. Kurva pertumbuhan mikroba
Gb. Kurva pertumbuhan mikroba

C.  FAKTOR PERTUMBUHAN MIKROBA
Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikanmikroba.Faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba antara lain :
1.    Suplai Nutrisi
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.

Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.
2.    Suhu/Temperatur
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan pertumbuhan mikroorganisme Suhu dapatmempengaruhi mikroba dalam dua cara yang berlawanan :
a.       Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat. Sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolisme akan menurun dan pertumbuhan diperlambat.
b.      Apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti, kompenen sel menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati.
Berdasarkan hal diatas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu :
a.       Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka pertumbuhan terhenti.
b.      Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat dan optimum disebut juga suhu inkubasi.
c.       Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka pertumbuhan tidak terjadi.





Sehubungan dengan penggolongan suhu di atas, maka mikroba digolongkan menjadi :
Kelompok
Suhu Minimum
Suhu Optimum
Suhu Maksimum
Psikrofil
- 15o C.
10o C.
20o C.
Psikrotrof
- 1o C.
25o C.
35o C.
Mesofil
5 – 10o C.
30 – 37o C.
40o C.
Thermofil
40o C.
45 – 55o C.
60 – 80o C.
Thermotrof
15o C.
42 – 46o C.
50o C.
Tabel 1 : Penggolongan bakteri menurut suhu

3.    Keasaman atau Kebasaan (pH)
Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH optimum yang berbeda-beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran ph 8,0 – 8,0 dan nilai pH di luar kisaran 2,0 sampai 10,0 biasanya bersifat merusak.

4.    Ketersediaan Oksigen
Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam kebutuhannya akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi :
a.       Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas
b.      Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.
c.       Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas.
d.      Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.




D.  PENGUKURAN PERTUMBUHAN MIKROBA
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur atau menghitung jumlah jasad renik, yaitu :
1.    Perhitungan jumlah sel
Ø Hitungan mikroskopik
Cara perhitungan mikroskopik dibagi menjadi 2 metode, yaitu :
a.    Metode Petroff-Hausser
Dalam metode ini, hitungan mikroskopik dilakukan dengan pertolongan kotak-kotak skala.
b.    Metode breed
Metode ini digunakan untuk menganalisis susu yang mengandung bakteri dalam jumlah tinggi. Cara ini merupakan cara cepat, yaitu menghitung bakteri langsung dengan menggunakan mikroskop.
Ø Hitungan cawan
Apabila sel microbe yang masih hidup ditumbuhkan pada medium, maka microbe tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung, dan kemudian dihitung tanpa menggunakan mikroskop.
Ø MPN (Most Probable Number)
Metode MPN dengan menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi. Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif, yakni ditumbuhi oleh microbe setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
2.    Perhitungan masa sel secara langsung
Ø Cara volumetric
Ø Cara geometric
Ø Turbidimetri (kekeruhan)
Metode volumetric dan geometrik
pengukuran sel dilakukan terlebih dahulu dengan menyaring mikroorganisme tersebut.
Perhitungan massa sel secara tidak langsung sering digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel selama proses fermentasi, di mana komponen substrat atau bahan yang difermentasi dapat diamati dan diukur.
3.    Perhitungan massa sel secara tidak langsung
Perhitungan masa sel secara langsung maupun masa sel secara tidak langsung.Perhitungan masa sel secara langsung maupun masa sel secara tidak langsung jarang digunakan dalam menguji jumlah microbe pada bahan, tetapi juga sering digunakan untuk mengukur pertumbuhansel selama proses fermentasi. Dalam perhitungan masa sel secara langsung, jumlah mikroorganisme dapat dihitung jika medium pertumbuhannya tidak mengganggu pengukuran. Macam-macam perhitungan massa sel secara tidak langsung :
-          Analisis komponen sel (protein, ADN. ATP)
-          Analisis produk katabolisme (metabolit primer, metabolit sekunder, panas)
-          Analisis komsumsi nutrien (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino dan mineral.













E.     FAKTOR BIOTIK DAN ABIOTIK YANG PEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MIKROBA
Aktivitas mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungannya. Perubahan lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi mikroba. Beberapa kelompok mikroba sangat resisten terhadap  perubahan faktor lingkungan. Mikroba tersebut dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan kondisi baru tersebut. Faktor lingkungan meliputi faktor-faktor abiotik (fisika dan kimia), dan faktor biotik.
a.    Faktor Abiotik
1.      Suhu
Pertumbuhan mikroba memerlukan kisaran suhu tertentu. Kisaran suhu pertumbuhan dibagi menjadi suhu minimum, suhu optimum, dan suhu maksimum. Suhu minimum adalah suhu terendah tetapi mikroba masih dapat hidup. Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk pertumbuhan mikroba. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi untuk kehidupan mikroba. Berdasarkan kisaran suhu pertumbuhannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi mikroba psikrofil (kriofil), mesofil, dan termofil. Psikrofil adalah kelompok mikroba yang dapat tumbuh pada suhu 0-30o C dengan suhu optimum sekitar 15oC.

2.      Kandungan air (pengeringan)
Setiap mikroba memerlukan kandungan air bebas tertentu untuk hidupnya, biasanya diukur dengan parameter aw (water activity) atau kelembaban relatif. Mikroba umumnya dapat tumbuh pada aw 0,998-0,6. Bakteri umumnya memerlukan aw 0,90-0,999. Mikroba yang osmotoleran dapat hidup pada aw terendah (0,6) misalnya khamir Saccharomyces rouxii. Bakteri umumnya memerlukan aw atau kelembaban tinggi lebih dari 0,98.



3.    Tekanan osmosis
Tekanan osmosis sebenarnya sangat erat hubungannya dengan kandungan air. Apabila mikroba diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya akan mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding sel akibat mengkerutnya sitoplasma. Apabila diletakkan pada larutan hipotonis, maka sel mikroba akan mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel karena cairan masuk ke dalam sel, sel membengkak dan akhirnya pecah.
4.    Ion-ion dan listrik
a.    Kadar Ion Hidrogen (pH)
Mikroba umumnya menyukai pH netral (pH 7). Beberapa bakteri dapat hidup pada pH tinggi (medium alkalin). Contohnya adalah bakteri nitrat, rhizobia, actinomycetes, dan bakteri pengguna urea. Hanya beberapa bakteri yang bersifat toleran terhadap kemasaman, misalnya Lactobacilli, Acetobacter, dan Sarcina ventriculi. Bakteri yang bersifat asidofil misalnya Thiobacillus.
b.    Buffer
Untuk menumbuhkan mikroba pada media memerlukan pH yang konstan, terutama pada mikroba yang dapat menghasilkan asam. Misalnya Enterobacteriaceae dan beberapa Pseudomonadaceae. Oleh karenanya ke dalam medium diberi tambahan buffer untuk menjaga agar pH nya konstan. Buffer merupakan campuran garam mono dan dibasik, maupun senyawa-senyawa organik amfoter.
c.    Ion-ion lain
Logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au, dan Pb pada kadar rendah dapat bersifat meracun (toksis). Logam berat mempunyai daya oligodinamik, yaitu daya bunuh logam berat pada kadar rendah. Selain logam berat, ada ion-ion lain yang dapat mempengaruhi kegiatan fisiologi mikroba, yaitu ion sulfat, tartrat, klorida, nitrat, dan benzoat. Ion-ion tersebut dapat mengurangi pertumbuhan mikroba tertentu. Oleh karena itu sering digunakan untuk mengawetkan suatu bahan, misalnya digunakan dalam pengawetan makanan.
d.   Listrik
Listrik dapat mengakibatkan terjadinya elektrolisis bahan penyusun medium pertumbuhan. Selain itu arus listrik dapat menghasilkan panas yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba. Sel mikroba dalam suspensi akan mengalami elektroforesis apabila dilalui arus listrik. Arus listrik tegangan tinggi yang melalui suatu cairan akan menyebabkan terjadinya shock karena tekanan hidrolik listrik.
e.       Radiasi
Radiasi menyebabkan ionisasi molekul-molekul di dalam protoplasma. Cahaya umumnya dapat merusak mikroba yang tidak mempunyai pigmen fotosintesis. Cahaya mempunyai pengaruh germisida, terutama cahaya bergelombang pendek dan bergelombang panjang. Apabila tingkat iradiasi yang diterima sel mikroba rendah, maka dapat menyebabkan terjadinya mutasi pada mikroba.
f.       Tegangan Muka
Tegangan muka mempengaruhi cairan sehingga permukaan cairan tersebut menyerupai membran yang elastis. Seperti telah diketahui protoplasma mikroba terdapat di dalam sel yang dilindungi dinding sel, maka apabilaada perubahan tegangan muka dinding sel akan mempengaruhi pula permukaan protoplasma.
g.    Tegangan Hidrostatik
Tekanan hidrostatik mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan mikroba. Umumnya tekanan 1-400 atm tidak mempengaruhi atau hanya sedikit mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan mikroba. Tekanan hidrostatik yang lebih tinggi lagi dapat menghambat atau menghentikan pertumbuhan, oleh karena tekanan hidrostatik tinggi dapat menghambat sintesis RNA, DNA, dan protein, serta mengganggu fungsi transport membran sel maupun mengurangi aktivitas berbagai macam enzim.

b.   Faktor Biotik
Di alam jarang sekali ditemukan mikroba yang hidup sebagai biakan murni, tetapi selalu berada dalam asosiasi dengan jasad-jasad lain. Antar jasad dalam satu populasi atau antar populasi jasad yang satu dengan yang lain saling berinteraksi.
1.      Interaksi dalam satu populasi mikroba
Interaksi antar jasad dalam satu populasi yang sama ada dua macam, yaitu interaksi positif maupun negatif. Interaksi positif menyebabkan meningkatnya kecepatan pertumbuhan sebagai efek sampingnya. Meningkatnya kepadatan populasi, secara teoritis meningkatkan kecepatan pertumbuhan. Interaksi positif disebut juga kooperasi. Sebagai contoh adalah pertumbuhan satu sel mikroba menjadi koloni atau pertumbuhan pada fase lag (fase adaptasi). Interaksi negatif menyebabkan turunnya kecepatan pertumbuhan dengan meningkatnya kepadatan populasi.
2.      Interaksi antar berbagai macam mikroba
Apabila dua populasi yang berbeda berasosiasi, maka akan timbul berbagai macam interaksi. Interaksi tersebut menimbulkan pengaruh positif, negatif, ataupun tidak ada pengaruh antar populasi mikroba yang satu dengan yang lain. Nama masing-masing interaksi adalah sebagai berikut:
Ø Netralisme
Netralisme adalah hubungan antara dua populasi yang tidak saling mempengaruhi. Hal ini dapat terjadi pada kepadatan populasi yang sangat rendah atau secara fisik dipisahkan dalam mikrohabitat, serta populasi yang keluar dari habitat alamiahnya. Komensalisme hubungan komensalisme antara dua populasi terjadi apabila satu populasi diuntungkan tetapi populasi lain tidak terpengaruh.



Contohnya adalah:
·      Bakteri Flavobacterium brevis dapat menghasilkan ekskresi sistein. Sistein dapat digunakan oleh Legionella pneumophila.
·      Desulfovibrio mensuplai asetat dan H2 untuk respirasi anaerobik Methanobacterium.
Ø Sinergisme
Suatu bentuk asosiasi yang menyebabkan terjadinya suatu kemampuan untuk dapat melakukan perubahan kimia tertentu di dalam substrat. Apabila asosiasi melibatkan 2 populasi atau lebih dalam keperluan nutrisi bersama, maka disebut sintropisme. Sintropisme sangat penting dalam peruraian bahan organik tanah, atau proses pembersihan air secara alami. Contoh sinergisme: Streptococcus faecalis dan Escherichia coli.
Ø Mutualisme
Mutualisme adalah asosiasi antara dua populasi mikroba yang keduanya saling tergantung dan sama-sama mendapat keuntungan. Mutualisme sering disebut juga simbiosis. Simbiosis bersifat sangat spesifik (khusus) dan salah satu populasi anggota simbiosis tidak dapat digantikan tempatnya oleh spesies lain yang mirip. Contohnya adalah Bakteri Rhizobium sp. yang hidup ada bintil akar tanaman kacang-kacangan.
Ø  Amensalisme
Satu bentuk asosiasi antar spesies mikroba yang menyebabkan salah satu pihak dirugikan, pihak lain diuntungkan atau tidak terpengaruh apapun. Umumnya merupakan cara untuk melindungi diri terhadap populasi mikroba lain. Misalnya dengan menghasilkan senyawa asam, toksin, atau antibiotika.

Ø Parasitisme
Parasitisme terjadi antara dua populasi, populasi satu diuntungkan (parasit) dan populasi lain dirugikan (host / inang). Umumnya parasitisme terjadi karena keperluan nutrisi dan bersifat spesifik. Ukuran parasit biasanya lebih kecil dari inangnya. Terjadinya parasitisme memerlukan kontak secara fisik maupun metabolik serta waktu kontak yang relatif lama. Contohnya adalah bakteri Bdellovibrio yang memparasit bakteri E. coli. Jamur Trichoderma sp. memparasit jamur Agaricus sp.
Ø Predasi
Hubungan predasi terjadi apabila satu organisme predator memangsa atau memakan dan mencerna organisme lain (prey). Umumnya predator berukuran lebih besar dibandingkan prey, dan peristiwanya berlangsung cepat. Contohnya adalah Protozoa (predator) dengan bakteri (prey). Protozoa Didinium nasutum (predator) dengan Paramaecium caudatum (prey).

F.   MIKROBA AIR, TANAH DAN UDARA

1.    Mikroba air
Air merupakan materi esensial di dalam kehidupan. Sel hidup baik tumbuhan, hewan, monera, protista dan fungi sebagian besar tersusun atas air. Misalnya, pada sel-sel tumbuhan terkandung lebih dari 75 % atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67 %. Kelompok kehidupan yang terdapat di air terdiri dari bakteri, jamur, mikroalga, protozoa dan virus.
Mikrobe yang menguntungkan :            
·       Plankton merupakan makanan utama ikan-ikan kecil
·       Bakteri dan cendawan berfungsi sebagai dekomposer
·       Mikroalga berklorofil dapat berfotosintesis berpotensi menghasilkan oksigen
·       Hasil uraian senyawa rombakan bakteri atau fungi digunakan jasad-jasad lain, antara lain mikroalga, bakteri dan fungi. Sehingga hal ini jasad pengguna dinamakan konsumer
Mikrobe yang merugikan :
·       Jasad-jasad renik patrogen berbahaya bila ada di dalam badan air, seperti Salmonella, Shigella, Vibrio, dan Entamoeba
·       Mikrobe penghasil toksin, seperti clostridium (anaerob), pseudomonas, Salmonella, Stapbylococcus (aerobik)
·       Bakteri besi, misal crenotbix atau sphaerotilus mempunyai kemampuan untuk mengoksidasikan senyawa ferro menjadi ferri
·       Menimbulkan bau busuk pada air, bila air tersebut disimpan. Hal ini disebabkan adanya bakteri belerang, misalnya Thiobacillus atau chromatium yang mempunyai kemampuan mereduksi sulfat menjadi H2S
·       Mikroalga sering mengakibatkan blooming (bunga air), seperti Anabaena flos-aquae dan Microcystis aerugynosa. Dalam keadaan ini makan ikan-ikan menjadi mati dan terjadi korosi terhadap logam.
2.    Mikroba tanah
Tanah merupakan campuran yang terdiri bahan organik, anorganik, air, udara yang semuanya tercampur. Secara langsung dan tidak langsung bahwa buangan dari manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad hidup yang lain dibuang dan dikubur dalam tanah.Populasi mikrobe di dalam tanah terbagi menjadi tiga golongan besar yaitu :
·       Golongan Autohtonus
·       Golongan Zimogenik
·       Golongan Transien
3.    Mikroba udara
Flora mikrobe yang ada bersifat sementara dan beragam. Jumlah dan tipe mikrobe yang mencemari udara ditentukan oleh sumber pencemaran di dalam lingkungan, misalnya dari saluran pernafasan manusia disemprotkan melalui batuk dan bersin. Kelompok mikrobe yang paling banyak ditemukan sebagai jasad hidup yang tidak diharapkannya di udara, umumnya disenut jasad kontaminan. Yang dinyatakan sebagai jasad kontaminan yaitu :
·      Bakteri : Bacillus, Stapbylococcus, Pseudomonas
·      Kapang : Aspegillus, Mucor, Rhizopus, Penicillium, Trichoderma
·      Khamir : Candida, Saccharomyces, Paecylomyces











BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Ø Pertumbuhan sel diartikan sebagai adanya penambahan volume sel serta bagian-bagian lainnya, dapat juga diartikan sebagai penambahan kuantitas isi dan kandungan di dalam sel.
Ø  
















DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2009). Kurva Pertumbuhan Mikroba. ( http://www.try4know.co.cc). Diakses pada tanggal 16 April 2013.
Budiyanto, 2001.  Peranan Mikroorganisme dalam Kehidupan Kita. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Budiyanto MAK, 2002.  Mikrobiologi Terapan. Malang: UniversitasMuhammadiyah Malang Press.
Budiyanto MAK, 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Dwijoseputro, 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Rachdie. (2006). Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba. (http://rachdie.blogsome.com). Diakses pada tanggal 16 April 2013.