PENDAHULUAN
Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau
cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan
Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang
sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata), namun Annelida merupakan
hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
Filum Annelida merupakan cacing selomata berbentuk
gelang yang memiliki tubuh memanjang, simetri bilateral, bersegmen, dan
permukaannya dilapisi kutikula, dinding tubuh dilengkapi otot, memiliki
prostomium dan sistem sirkulasi, saluran pencernaan lengkap, sistem ekskresi
sepasang nefridia di setiap segmen, sistem syaraf tangga tali, sistern
respirasi terdapat puda epidermis, reproduksi monoesis atau diesis dan larvanya
trokofor atau veliger. Kebanyakan cacing Annelida hidup akuatik di laut dan
terestrial di air tawar atau darat.
Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas,
beberapa organ (misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh, organ yang
lain seperti saluran pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida mempunyai rongga
tubuh atau coelem, rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari
mesoderm tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm. Annelida merupakan hewan
simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem
syaraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utam membujur
sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral.
Phylum Annelida dibagi menjadi kelas Polychaeta,
Oligochaeta, Archiannelida, Echiroidea dan Hirudinea. pembagian ke dalam kelas
terutama didasarkan pada segmentasi tubuh. seta, parapodium, sistem sirkulasi,
ada tidaknya batil isap, dan sistem reproduksi. Telah diketemukan 12.000
species yang hidup di air tawar, laut dan tanah. Contoh spesies annelida yang
terkenal adalah cacing tanah (Lumbricus sp.) cacing ini
hidup di tanah, makanannya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli
biologi yang termahsur adalah orang yang pertama kali menyatakan bahwa cacing
tanah mempunyai peranan yang penting dalam menggemburkan tanah. Karena hidup di
dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah menjadi berpori dan
mudah diolah.
Cacing tanah juga mencampur dedaunan dengan tanah,
jadi menaikan kandungan humus tanah. Sebagian besar anelida hidup dilaut, yaitu
diliang-liang atau dibawah karang yang dekat dengan pantai, misalnya neries.
Golongan lain dari annelida yang banyak dikenal adalah lintah pengisap darah.
Lintah mempunyai balik penghisap dikedua ujung badanya. Batil penghisap
posterior dipergunakan untuk melekatkan diri pada inang, sedangkan batil
penghisap anterior dipergunakan untuk menghisap darah.
FILUM ANNELIDA
- Annelida
Hewan filum Annelida berasal dari kata latin
“annul/annelus = cincin, gelang” dalam bahasa Yunani “eidos = bentuk” yang
dikenal sebagai cacing gelang. Tubuh anggota filum ini bersegmen tertutup
kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah ada ronnga tubuh
(coelom), dengan metamerisme sebagai ciri utamanya: pembagian rongga tubuh,
sistem persyarafan, peredaran darah, dan sistem ekskresinya metamerik. Saluran
pencernaan lengkap (mulut-usus-anus), berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh.
Respirasi dengan epidermis ataupun insang (pada cacing tabung, misalnya) pada
somit tertentu. Organ reproduksi hermafrodit (kelas olygochaeta dan hirudinea),
dengan hewan langsung berbentuk hewan dewasa, atau berumah dua (kelas
archiannelida dan polychaeta), dengan melalui fase larva trokofor. Hidup di
dalam tanah yang lembab, dalam laut dan dalam air. Umumnya annelida hidup
bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan
akuatis, dan ada juga yang bersifat parasit pada vertebrata.
1.1 Ciri-ciri Umum
Ciri umum yang tergolong filum Annelida dapat
diuraikan sebagai berikut:
- Tubuh
bilateral simetris, bersegmen, berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh
- Triploblastis
- Tiap
segmen dipisahkan oleh septa
- Tubuh
ditutupi oleh kutikula fleksibel
- Punya
seta, keras, seperti kitin (kec: Hirudinea)
- Punya
parapodia
- Alat
gerak: kontraksi otot tubuh dan setae (rambut kaku) pada tiap segmen
(polygochaeta dan olygochaeta)
- Respirasi:
epidermis permukaan kulit (difusi) dan insang (pada polychaeta)
- Saluran
pencernaan lengkap (mulut-usus-anus)
- Reproduksi:
-seksual/genertif: konjugasi
-Aseksual/vegetatif: fragmentasi à regenerasi
- Ekskresi:
nefridia (nephridios = ginjal)
- Saraf
dan Indera: saraf tangga tali ( ganglion berderet berpasangan)
Statosidaà indra keseimbagan, peka terhadap cahaya.
- Sirkulasi:
peredaran darah tertutup.
- Habitat:
-tanah yang lembab
-air laut
-air tawar
1.2. Sruktur Tubuh
- Bilateral
simetris: organ yang memiliki dua sisi
- Triboplastik,
Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah
memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun Annelida merupakan hewan
yang struktur tubuhnya paling sederhana.
- Bersegmen,
tubular dan memanjang
Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam
tubuhnya. Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa.
Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan
segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Ruas tubuhnya (segmen)
disebut Metameri terdiri dari alat ekskresi (nefridium), lubang
reproduksi, otot dan pembuluh darah. Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1
mm hingga 3 m. Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah
Australia. Tubuh terbagi menjadi ruas-ruas (segmen) yang sama, baik di bagian
dalam dan di bagian luar tubuh, kecuali saluran pencernaan dan sepanjang sumbu
anterior-posterior, keadaan demikian disebut metarisma dan masing-masing ruas
disebut metamere.
- Tubuh
ditutupi oleh kutikula fleksibel
Strukur tubuh annelida
1.3 Fisiologi
1.3.1 Alat gerak
Annelida bergerak dengan kontraksi otot tubuhnya.
Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida
dan sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar
(sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
- Punya
seta, keras, seperti kitin (kec: Hirudinea)
→ Seta: bulu kasar/rambut pada invertebrate. Pada
polychaeta mempunyai seta yang banyak, sedangkan pada olygochaeta mempunyai
seta yang sedikit. Seta ini terdapat pada tonjolan di samping.
- Punya
parapodia
• Tiap segmen terdapat parapodia; untuk lokomosi
• Parapodia terdiri dari sejumlah seta;
• Seta terdiri dari notopodium, neuropodium, acicula
& otot yang bekerja untuk berjalan, merangkak, bersembunyi atau berenang.
1.3.2 Sistem Respirasi
Respirasi yang terjadi pada Annelida dengan cara
aerob, O2 & CO2 berdifusi via kulit menggunakan
epidermis pada seluruh permukaan tubuh, namun ada juga yang menggunakan insang
pada polychaeta. Hanya terjadi ketika kulit dalam kondisi lembab.
1.3.3 Sistem Pencernaan
Annelida sudah mempunyai alat pencernaan makanan,
mereka mencerna makanannya secara ekstraseluler. Sistem pencernaan annelida
sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan
anus. Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada di ujung depan sedangkan anus
berada di ujung belakang.
1.3.4 Sistem Reproduksi
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan
pembantukan gamet, memiliki klitelum sebagai alat kopulasi. Klitelum = struktur
reproduksi yang mengsekresi cairan & membentuk kokon tempat deposit telur.
Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian
beregenerasi. Organ seksual Annelida ada yang menjadi satu dengan individu
(hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris) melalui
larva trochophore berenang bebas.
1.3.5 Sistem Eksresi
Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri
dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia (tunggal – nefridium)
merupakan organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong
bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.
Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya. Nefridia = organ dalam
segmen yang mengumpulkan sisa-sisa cairan & keluar melalui nephridiofor.
1.3.6 Sistem Saraf dan Indera
Sistem saraf Annelida adalah sistem saraf tangga tali.
Terdiri dari ganglion otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang
sehingga berupa tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada
anterior. Susunan syaraf terdiri atas anterior, dorsal ganglionic mass, disebut
otak. Atau sebuah benang syaraf yang panjang dengan ganglionic swelling dan
syaraf lateral pada tiap ruas.
• Cincin ganglia dihubungkan oleh tali saraf ventral
• Ganglia = seperti kantong yang merupakan pembesaran
dari jaringan saraf, membentuk “otak”
• Tali saraf = sel-sel yang memanjang tubuh &
mengandung impuls-impuls saraf
1.3.7 Sistem Peredaran Darah / Sirkulasi
Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga
memiliki sistem peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin,
sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi
memompa darah ke seluruh tubuh.
•Lengkung aorta: lima tabung seperti jantung yang
memompa darah ke dalam dua tabung utama sepanjang tubuh.
•Darah: subtansi cair yang mengedarkan makanan &
membawa sisa-sisa makanan.
1.4 Habitat dan Ekologi
Sebagian besar Annelida hidup dengan bebas dan ada
sebagian yang parasit (merugikan karena menempel pada inangnya) dengan menempel
pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di dasar
laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau
tempat-tempat lembab. Annelida hidup di berbagai tempat dengan membuat liang
sendiri.
1.5 Klasifikasi
Annelida dibagi menjadi lima kelas, yaitu:
- Polychaeta
(cacing berambut banyak)
Berdasarkan perkembangan anterior dan cara hidup dapat
dibedakan menjadi:
- Erratia
- Sedentaria
- Olygochaeta
(cacing berambut sedikit)
- Hirudinae
(tidak punya rambut);
- Bangsa Acanthobdellia
- Bangsa Rhynchobdellida
- Bangsa Gnathobdellia
- Bangsa Pharyngobdellida
- Archiannelida
- Echiuoroidea
- Kelas
Polychaeta
Polychaeta, dalam bahasa Yunani “poly” = banyak,
“chaetae” = rambut kaku, merupakan Annelida berambut banyak. Anggota kelas
polychaeta dikenal dengan sebutan umum cacing laut, cacing sikat, cacing ruas.
Umumnya hidup di air. Seluruh permukaan tubuh polychaeta mengandung
rambut-rambut kaku atau setae yang dilapisi kutikula sehingga
licin dan kaku. Tubuhnya berwarna menarik, seperti ungu kemerah-merahan. Setiap
segmen tubuh polychaeta dilengkapi dengan sepasang alat gerak atau alat
berenang yang disebut parapodia. Alat ini pun berperan sebagai alat pernafasan. Polychaeta memiliki kelamin terpisah. Perkembangbiakannya dilakukan dengan cara seksual. Pembuahannya dilakukan di luar tubuh. Telur yang
telah dibuahi tumbuh menjadi larva yang disebut trakofora. Setae
berupa berkas, biasanya ada dua berkas: notosetae (di bagian dorsal) dan
neurosetae (di bagian ventral); parapodia menonjol, tipenya
bernacam-macam (biramus, uniramus), kadang-kadang tereduksi; prostomium pada umumnya
berkembang baik, mempunyai mata dan tentakel, namun sangat termodifikasi pada
hewan sedentaria; organ reproduksi pada umumnya diosius; habitat lautan, ada
juga yang hidup di lingkungan estuary, beberapa hidup di air tawar atau bahkan
terrestrial (di wilayah tropic).
2.1 Ciri-ciri polychaeta
- Tubuh
memanjang dan bersegmen
- Tiap
segmen mempunyai parapodiaàsemacam kaki yang bentuknya seperti dayung
- Tiap
parapodia mempunyai seta, kec.segmen terakhir
- Warna
tubuh menarik
- Respirasi
dengan insang
- Di
bagian anterior terdapat kepala yang sempurna, disebut prostomium.
Pada kepala terdapat mata, antena, sepasang palpus dan mulut di bagian
ventral.
- Ruas
yang mengandung mulut disebut peristomium. Ruas terakhir atau pigidium
mengandung anus.
- Habitat:
bahari à di lautan, hidup dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah
pasang surut air laut
- Perbedaan
dengan
Oligochaeta:
-Kepala dengan anggota, Tiap somit banyak seta & 1
pasang parapodia, Dioesious, Punya Stadium larva (trokofor), tidak punya
klitelum.
-Tubuh terdiri tiga bagian: pra segmental, segmental
& pascasegmental. Kepala di prasegmental, parapodia di segmental &
pygidium di pascasegmental.
struktur tubuh polychaeta prostomium,peristomium
Appendages
• Kepala ada tentakel
• Punya faring yang dapat ditonjolkan dari kepala.
Faring punya duri cengkram & bergigi.
faring di kepala macam parapodia
faring di kepala macam parapodia
Parapodia
• Seta banyak & punya parapodium.
• Parapodia: -biramus (noto+neuropodia)
-uniramus (hanya neuropodia).
Notopodia terdapat di bagian dorsal, neuropodia di
bagian ventral.
• Seta: di betuk oleh sel ektoderm. Tiap seta terdiri
atas sejumlah filamen & sel lateral. Tipe dasar seta yaitu ; Compound,
Pseudocompound, Simple
• Anus dalam somit terakhir, terdapat sepasang anal
cirri
2.2 Struktur Tubuh
Panjang tubuh umumnya kurang dari 10 cm dengan garis
tengah 2-10 mm; penghuni kedalaman laut umumnya hanya mencapai panjang 1 m,
walau ada satu jenis yang panjangnya mencapai 3 m (Eunice sp). Warna
tubuhnya banyak yang menarik (merah, merah muda, hijau ataupun kombinasi
warna-warna). Metamerisme pada umumnya sempurna, dengan tiap segmen silindris
identik, kecuali bagian kepala dan ekor.
2.3 Fisiologi
2.3.1 Alat Gerak
• Pergerakan
disebabkan oleh perpaduan gerak antar parapodia, otot dinding tubuh &
cairan rongga tubuh.
• Gerak undulating mengakibatkan cacing dapat menjalar & berenang dengan cepat.
2.3.2 Sistem Respirasi
• Bernafas dengan insang
• Pertukaran gas via permukaan tubuh juga terjadi
• Beberapa jenis tiap ruas terdapat insang, kecuali ujung anterior & posterior
• Pada cacing yang mengalami modifikasi, jumlah & letak insang terbatas pada ruas tertentu.
• Gerak undulating mengakibatkan cacing dapat menjalar & berenang dengan cepat.
2.3.2 Sistem Respirasi
• Bernafas dengan insang
• Pertukaran gas via permukaan tubuh juga terjadi
• Beberapa jenis tiap ruas terdapat insang, kecuali ujung anterior & posterior
• Pada cacing yang mengalami modifikasi, jumlah & letak insang terbatas pada ruas tertentu.
2.3.3 Sistem
Pencernaan
• Cara makan sesuai dengan kebiasaan hidup
• Raptorial feeder: avertebrata kecil ditangkap dengan pharink/probosis yang dijulurkan, terdapat rahang kitin
• Deposit feeder: menelan pasir & lumpur dalam lorong; bahan organik dicerna & partikel mineral dikeluarkan via anus, atau melalui tentakel cilia yang berlendir
• Filter feeder: tidak punya probosis tutup kepala dilengkapi radiola untuk menyaring detritus & plankton.
• Cara makan sesuai dengan kebiasaan hidup
• Raptorial feeder: avertebrata kecil ditangkap dengan pharink/probosis yang dijulurkan, terdapat rahang kitin
• Deposit feeder: menelan pasir & lumpur dalam lorong; bahan organik dicerna & partikel mineral dikeluarkan via anus, atau melalui tentakel cilia yang berlendir
• Filter feeder: tidak punya probosis tutup kepala dilengkapi radiola untuk menyaring detritus & plankton.
2.3.4 Sistem
Reproduksi
Reproduksi
Seksual
• Dioesious & monoesious
• Seksual via fertilisasi eksterna (ovum & sperma di lepas di air). Zigot → trokofor → juvenil
Reproduksi Aseksual
• Pada Cirratulidae, Sabellidae, Spionidae & Syllidae (Tunas/Budding) dari parapodia. bagian tubuh menjadi dua bagian.
• Epitoksi (pembentukan individu reproduktif) merupakan fenomena reproduksi khas polychaeta—hewan tampak jadi dua bagian.
• Dioesious & monoesious
• Seksual via fertilisasi eksterna (ovum & sperma di lepas di air). Zigot → trokofor → juvenil
Reproduksi Aseksual
• Pada Cirratulidae, Sabellidae, Spionidae & Syllidae (Tunas/Budding) dari parapodia. bagian tubuh menjadi dua bagian.
• Epitoksi (pembentukan individu reproduktif) merupakan fenomena reproduksi khas polychaeta—hewan tampak jadi dua bagian.
2.3.5 Saraf
dan Indera
- Sistem saraf tangga tali
• Alat
indera utama: mata, “nuchal organ” & statocyst
• Mata berkembang baik (errantia), bintik mata/tidak ada (sedentaria)
• Fungsi mata: fotoreseptor
• Nuchal organ: kemoreseptor untuk mendeteksi makanan
• Sel peraba terdapat diseluruh tubuh, terutama parapodia & kepala
• Mata berkembang baik (errantia), bintik mata/tidak ada (sedentaria)
• Fungsi mata: fotoreseptor
• Nuchal organ: kemoreseptor untuk mendeteksi makanan
• Sel peraba terdapat diseluruh tubuh, terutama parapodia & kepala
Sistem
syaraf, indera & sirkulasi
2.3.6 Sistem
Ekskresi
• Cacing
yang tidak mempunyai pembuluh darah: protonefridia solenosit
• Cacing yang mempunyai pembuluh darah: metanefridia
- Nefrostom: corong bersilia
- Nefridial kanal: pembuluh ekskresi
- Nefridiophor: lubang ekskresi, bermuara pada neuropodium
• Nefridia juga berfungsi sebagai alat osmoregulasi
• Cacing yang mempunyai pembuluh darah: metanefridia
- Nefrostom: corong bersilia
- Nefridial kanal: pembuluh ekskresi
- Nefridiophor: lubang ekskresi, bermuara pada neuropodium
• Nefridia juga berfungsi sebagai alat osmoregulasi
2.4 Habitat dan Ekologi
Habitatnya di lautan, Polychaeta hidup dalam pasir
atau menggali batu-batuan di daerah pasang surut air laut ataupun membentuk
tabung. Cara hidupnya yang bersembunyi menyebabkan mereka luput dari pengamatan
biasa.
Contoh polychaeta yang terkenal:
1) Sabellastarte indica (cacing kipas)
2) Marphysa sanguinea
3) Eunice viridis (cacing wawo)
4) Lysidice oele (cacing palolo)
5) Nereis virens (kelabang laut)
Dua jenis terakhir sering dikonsumsi oleh orang-orang
di Kepulauan Maluku. Sebagian besar waktu Polychaeta berada dalam bentuk atoke,
yaitu hewan yang belum masak secara seksual (dewasa). Pada saat musim kawin,
bagian tubuh tertentu membentuk gonad. Hewan yang sudah dewasa ini disebut epitoke.
Epitoke mengandung gamet. Pembuahan terjadi di luar tubuh.
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Polychaeta
Ordo : Eunicida
Familia : Eunicedae
Genus : Eunice
Species : Eunice viridis
2.5 Kelompok Polychaeta
Polychaeta dibagi dalam dua kelompok; polycaeta
Erratia dan Sedentaria. Penggolongan itu di dasarkan perkrmbangan anterior
dan cara hidup hewan dari masing-masing kelompok: polycaheta Erratia memiliki
sumbu tubuh bersegmen banyak yang serupa (metameri), mempunyai kepala yang
ditandai sejumlah palpus, antenna, dan siri tentakel. Hewan-hewan itu hidup
bergerak bebas dan kuat dan acap kali bersusunan kompleks, yang dapat dijadikan
ciri penentu jenis. Jumlah segmen tubuh hewan Sedentaria relatif
terbatas dibandingkan dengan Errantia. Anggota badan bagian anterior dapat
tidak ada, tapi pun dapat ada, yang mirip dengan hewan Errantia. Pada umumnya
bagian anterior termodifikasi menjadi lubang mulut yang dikelilingi insang,
sedangkan bagian tengah membentuk bagian abdomen yang parapodianya pendek.
1.Subkelas Sedentaria
• Segmen tubuh & parapodium tidak sama. Faring tidak punya rahang
• Sedentari & bersembunyi dalam lumpur / hidup dalam tabung di lumpur
• Parapodia & organ saraf mereduksi
• Bentuk kepala mengalami berbagai modifikasi sesuai fungsinya sebagai ciliary feeder
• Contoh:
- Sabella (cacing kipas), struktur dikepala seperti bulu yang disebut radiola
- Chaetopterus ; hidup dalam tabung berbentuk huruf U, notopodium mengsekresi kantong lendir yang menjaring makanan dari air. Kantong secara periodik akan masuk ke dalam mulut ventral suckers
- Arenicola ; Hidup dalam tabung berbentuk huruf J
• Segmen tubuh & parapodium tidak sama. Faring tidak punya rahang
• Sedentari & bersembunyi dalam lumpur / hidup dalam tabung di lumpur
• Parapodia & organ saraf mereduksi
• Bentuk kepala mengalami berbagai modifikasi sesuai fungsinya sebagai ciliary feeder
• Contoh:
- Sabella (cacing kipas), struktur dikepala seperti bulu yang disebut radiola
- Chaetopterus ; hidup dalam tabung berbentuk huruf U, notopodium mengsekresi kantong lendir yang menjaring makanan dari air. Kantong secara periodik akan masuk ke dalam mulut ventral suckers
- Arenicola ; Hidup dalam tabung berbentuk huruf J
2. Subkelas Errantia
• Segmen tubuh sama dari kepala – ekor
• Parapodia sama dari depan – belakang
• Hidup bebas, pelagis, merayap, lubang
• Organ indera berkembang baik
• Contoh: Tomopteris: berenang bebas & bioluminescen
• Segmen tubuh sama dari kepala – ekor
• Parapodia sama dari depan – belakang
• Hidup bebas, pelagis, merayap, lubang
• Organ indera berkembang baik
• Contoh: Tomopteris: berenang bebas & bioluminescen
PERANAN
POLYCHAETA
• Penting secara ekonomi (+,-):
1. Sumber protein
2. Bahan baku obat & industri farmasi
3. Parasit (cangkang kerang & tiram mutiara, usus ikan)
4. Budidaya (pakan ikan & komoditi ekspor)
5. Hiasan akuarium laut
• Penting secara ekonomi (+,-):
1. Sumber protein
2. Bahan baku obat & industri farmasi
3. Parasit (cangkang kerang & tiram mutiara, usus ikan)
4. Budidaya (pakan ikan & komoditi ekspor)
5. Hiasan akuarium laut
• Penting
secara ekologi:
1. Indikator polusi organik ekosistem akuatik
2. Mata rantai dalam ekosistem
3. Mendaur-ulang nutrien di alam
4. Membentuk ekosistem terumbu karang
5. Hama (penggerek & penempel) badan kapal
1. Indikator polusi organik ekosistem akuatik
2. Mata rantai dalam ekosistem
3. Mendaur-ulang nutrien di alam
4. Membentuk ekosistem terumbu karang
5. Hama (penggerek & penempel) badan kapal
Gambar 25. A. Polychaeta dengan parapodia B.
Polychaeta dengan bagian tubuh
- Kelas
Oligochaeta
Oligochaeta (dalam bahasa Yunani, oligo = sedikit,
chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit. Oligochaeta
tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.
Habitat cacing ini umumnya di air tawar dan tempat lembab. Namun, ada pula yang
hidup di darat. Tubuhnya bersegmen-segmen dengan jumlah segmen mencapai 200
buah. Berikut merupakan gambar yang menerangkan struktur anatomi Oligochaeta
3.1 Ciri-ciri oligochaeta
- Memiliki
sedikit setae pada tubuhnya
- Segmen
pada tubuhnya mencapai 200 segmen
- Panjang
tubuh mulai 1cm-3m
- Kulit
dilapisi kutikula
- Tubuh mengandung
hemoglobin
- Habitat
di tempat lembab dan perairan
- Hermaprodit
3.2 Struktur Tubuh
Setae tidak membentuk berkas, tunggal dan membentuk
rangkaian tertentu, tidak memiliki parapodia; jarang mempunyai insang (kecuali
yang akuatik); prostomium kecil, berbentuk kerucut, tanpa mata atupun tentakel;
organ reproduksi hermafrodit (pembuahan silang): susunan gonad dan
saluran-saluran reproduksi khas, metamerisme terbatas; sejumlah segmen
membentuk clitellum untuk menyekresikan cocoon; habitat pada umumnya air tawar
ataupun terrestrial, beberapa hidup di lingkungan estuary.
3.3 Fisiologi
3.3.1 Sistem Respirasi
Kelas Oligochaeta tidak memiliki parapodia seperti
pada kelas polychaeta, pernapasannya dilakukan melalui seluruh permukaan
tubuhnya. Itu sebabnya mengapa tubuh kelompok cacing ini berlendir. Tubuh
cacing tanah tertutup oleh selaput bening dan tipis yang disebut kutikula.
Kutikula ini selalu lembap dan basah. Melalui selaput inilah cacing bernapas.
Kutikula menyebabkan udara di dalam tanah dapat masuk ke pembuluh darah cacing.
Setelah masuk ke pembuluh darah, udara tersebut diedarkan ke seluruh tubuh.
Tetapi ada juga Oligochaeta yang bernafas dengan menggunakan insang, yakni
kelas oligochaeta yang hidup akuatik.
3.3.2 Sistem Pencernaan
Class Oligochaeta memiliki sistem pencernaan yang
lengkap mulai dari mulut, faring, kerongkogan dan usus. Makanannya adalah sisa
dedaunan. yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Cacing tanah
dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang
dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.
System pencernaan oligochaeta
3.3.3 Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermafrodit, tetapi tidak
melakukan pembuahan sendiri. Hal itu karena, matangnya sel kelamin betina tidak
sama waktunya dengan matangnya sel kelamin jantan. Organ reproduksi betina
terdapat di segmen ke-9 sampai ke-14 dan organ reproduksi jantan terdapat di
segmen ke-10 sampai ke-15. Di segmen ke-32 sampai ke-37 terdapat klitelum,
yaitu penebalan epidermis sebagai penghasil lendir. Sewaktu sepasang cacing
berkopulasi maka akan keluar lendir yang akan membungkus kedua cacing dan
menjaga sperma dari kekeringan. Selubung (coccon) lendir tadi akan maju
mundur di sepanjang kedua tubuh cacing. Setelah itu, sel telur dari
masing-masing cacing keluar dan memasuki coccon. Jika melewati lubang
kelamin jantan, telur-telur yang ada di dalam coccon akan dibuahi oleh
sperma dari cacing yang berlainan. Setelah selesai pembuahan, coccon
akan lepas ke arah depan. Sekarang di dalam coccon terdapat telur-telur
yang akan dibuahi dan kemudian tekur-telur tersebut akan menetas menjadi
cacing.
3.3.4 Sistem saraf
Sistem saraf Oligochaeta terdiri dari:
– ‘otak’ (ganglion cerebral)
– dua lobus di atas faring
– dua syaraf penghubung disekitar faring menuju ke
ganglia sub paringeal
– tali syaraf ventral (sepanjang dasar selom ke arah
somit anal).
– Beberapa syaraf menuju ke prostomium & daerah
mulut
• Tali syaraf ventral dlm tiap somit mempunyai
ganglion membesar & memberikan 3 pasang syaraf lateral
• Tiap syaraf lateral membentang setengah somit
terdiri dari serabut sensoris & motoris
3.3.5 Sistem Ekskresi
Anelida dan moluska mempunyai organ nefridium yang
disebut metanefridium. Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida,
setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada
tiga segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium
memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di
bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan
bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai
sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang
berliku-liku pada segmen berikutnya.
|
Gbr. Sistem ekskresi pada anelida
|
Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan
membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar
tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut
nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh
gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang
nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan
diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus
sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air
tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang
menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem
sirkulasi.
Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung
substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang
kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam
lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah
tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.
Peranan
• Sumber pakan ikan (Tubifex)
• Sumber pakan ikan (Tubifex)
• Perombak bahan organik & menyuburkan tanah
(Lumbricus)
• Bioindikator (Tubifex, Limnodrillus)
• Inang perantara parasit pada ikan (Aulophorus
furcatus & Dero limosa)
• Inang perantara cacing pita unggas (Amoebotaenia
spenoides)
• Parasit pada anak ikan lele (Lytocestus parvulus)
• Pembawa virus+bakteri minyak flu pada ababi
(Metastrongylus)
Ordo 1. Lumbriculida
– Gonopore jantan & testis terletak pada ruas yang
sama
– Contoh: LumbriculusOrdo
2. Moniligastrida
– Gonopore jantan terletak di belakang ruas yang
mengandung testis
– Contoh: Moniligaster
Ordo 3. Haplotaxida
– Gonopore jantan sedikit satu ruas di belakang ruas
yang mengandung testis
– Contoh: Limnodrillus, Chaetogaster
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Oligochaeta
Ordo : Opisthopora
Familia : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Species : Lumbricus sp.
- Kelas
Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya
sedikit. Anggota kelas hirudinea hidup di lingkungan akuatik dan terrestrial.
Panjang Hirudinea bervariasi dari 1–30 cm. Sebagian besar Hirudinea adalah hewan
ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan
termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup dengan mengisap darah inangnya,
sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti
siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan Hirudo (lintah).
Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang
sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan. Setelah ada
lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan
zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin.
4.1. Ciri-ciri hirudinea:
- Panjang
tubuh mencapai 30 cm
- Tubuh
dilindungi oleh lapisan kutikula
- Tubuh
relatif pipih
- Tubuh
terdiri dari 34 segmen
- Tidak
mempunyai parapodia dan setae
- Mempunyai
alat penghisap (sucker) di bagian anterior maupun posterior
- Bersifat
hermafrodit
- Habitat:
air tawar dan darat
4.2 Stuktur Tubuh
Hewan ini tidak memiliki parapodium maupun seta pada
segmen tubuhnya. Sekalipun dikenal dengan nama umum lintah pengisap darah,
bagian terbesar di antaranya tidak hidup sebagai ektoparasit. Tubuhnya pipih.
Ukuran panjangnya dari 1-2cm atau 5cm, walau ada yang mencapai 12cm, bahkan
30cm (Haemanteria ghiliani dari daerah Amazon). Metamerisme sudah sangat
tereduksi: segmen-segmen ujung anterior (biasanya kecil) dan posterior (lebih
besar) termodifikasi manjadi alat penghisap yang digunakan untuk menempel dan
bergerak. Jumlah segmen tetap, yaitu 34, walau lapisan cincin sekunder di
luarnya (annuli) menyamarkan segmentasi primer tersebut. Clitteum dibentuk
segmen-segmen IX,X atau XI.
Struktur tubuh lintah
4.3 Fisiologi
4.3.1 Alat Gerak
• Sebagian aktif malam, juga siang.
• Bergerak dengan cara melekukkan badan, melekat dengan sucker
• Berenang dengan cara menggelombangkan badan.
• Bergerak dengan cara melekukkan badan, melekat dengan sucker
• Berenang dengan cara menggelombangkan badan.
4.3.2 Sistem Respirasi
• Menggunakan anyaman kapiler di bawah epidermis.
• Insang: Piscicolidae
4.3.3 Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring,
tembolok, lambung, rektum, anus. Anus terletak pada bagian dorsal. Proses
pencernaan penghisap anterior à mulut à faring à tembolok à usus à usus buntu à
anus à penghisap posterior.
• faring otot yang dilengkapi rahang bergigi /probosis
berotot
Di kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang
yang berbentuk seperti setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi kecil.
Dalam waktu 30 menit lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml – kuota yang
cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun mengandung zat
aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur
hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah, dan mengandung penisilin.
Makanan & Pencernaan
• Lintah hidup sebagai pemakan bangkai/predator,
parasit. Predator makan larva, keong, serangga, cacing.
• 75% penghisap darah, melekat/nempel pada permukaan
tubuh vertebrata (ikan-manusia).
• Darah dihisap oleh faring otot & menampung dalam
tembolok. Enzim saliva (hirudin) mencegah koagulasi darah. Dalam 1 x makan,
lintah mengisap darah 10x berat tubuhnya.
4.3.4 Sistem Reproduksi
• Monoceous
• jantan: 4-12 pasang testis. 1 pasang ductus
spermaticus.
• betina: 2 ovarium & Oviduct yang berhubungan
dengan kelenjar albumin & vagina di median yang bermuara di belakang porus
genitalia jantan
• Tidak ada tingkat larva
• Lintah membentuk kokon yang mengandung telur yang
telah dibuahi & kokon akan diletakkan dalam air/tanah.
4.3.5 Saraf dan Indera
• Ruas 5 & 6 terdapat lingkar saraf ganglia: “otak”
• Alat indera: mata & papilla
• Mata: fotoreseptor
• Papilla & sensila: tonjolan kecil pada
epidermis. Fungsi: alat peraba & perasa
4.3.6 Sistem Ekskresi
10-17 pasang nephridia, ammonia.
4.4 Habitat dan Ekologi
Hewan berhabitat air tawar, hidup di rawa-rawa, kolam,
ataupun sungai. Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh
inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit
hidup dengan mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan
memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa
(pacet) dan hirudo (lintah).
Peranan
• Terapi medis (Hirudo medicinalis)
• Terapi medis (Hirudo medicinalis)
• Mengisap darah kerbau (Hirudo, Macrobdella,
Philobdella)
• Parasit pada ikan (Piscicolidae)
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Hirudinea
Ordo : Arhynchobdellida
Familia : Hirudinidae
Genus : Hirudo
Species : Hirudo medicinalis
ORDO 1. Acanthobdellia
- Mempunyai
setae; hanya satu marga yang ada, ditemukan di Finlandia dan Rusia.
• Tidak punya alat isap pada anterior
• Pada segmen 2-4 terdapat dua pasang seta tiap ruas
• Contoh: Acanthobdella
ORDO 2. Gnathobdellia
• Punya alat isap anterior & posterior
Lintah bergigi tiga buah (walau kadang-kadang tereduksi);
mulut lebar, hampir menyatu denga bibir batil isap oral; biasanya barmata 5
pasang.
• Punya 3 buah rahang, pharink tidak dapat dijulurkan
• Contoh: Hirudo medicinalis, Haemadipsa
ORDO 3. Rhynchobdellida
- Lintah
degan proboscis yang eversible; mulut kecil, di tengah batil isap oral;
kelompok glossiphoniid hidup di air tawar, kelompok piscicolid hidup
sebagai parasit ikan, contoh: Galssiphonia.
• Punya anterior sucker/tidak
• Tidak punya rahang, tapi punya belalai
• Contoh: Piscicola, Helobdella
ORDO 4. Pharyngobdellida
Mirip dengan Gnathobbdellida, tetapi faring tidak
bergigi; bermata 6-8 pasang; kebanyakan berhabitat air tawar, pemakan larva
insekta dan moluska. Contoh: Erphobdella
• Pharink tidak dapat dijulurkan
• Tidak punya gigi, tapi punya 1-2 stylet
• Co: Erpobdella, Dina
- Kelas
Archiannelida
Merupakan cacing primitive, cacing kecil marga utama
Polygordius, banyak terdapat di pantai. Ciri-ciri mirip larva polychaeta yang
hidup di dasar pasir. Memiliki sepasang tentakel pada prostomiumnya, pada sisi
prostomium terdapat celah berbulu getar sebagai alat pengindera. Tubuhnya
bersekat dan tiap sekat memiliki rongga tubuh, otot longitudinal, sepasang
nefridia, sepasang gonad, bagian saluran pencernaan dan bagian syaraf.
Pertumbuhannya melalui perpanjangan anus.
5.1 Ciri archiannelida
- Memiliki
cangkang kapur (shell), simetri bilateral, tidak beruas, sebagian besar
berbulu getar dengan kelenjar lender
- Tidak
mempunyai parapodia & seta
- Bagian
kepala membesar (kec. Scaphopoda dan Pelecypoda)
- Kaki
berotot sebagai alat merayap, meliang atau berenang
5.2 Struktur Tubuh dan Fisiologi
- Memiliki
gigi dan saluran pencernaan lengkap
- Memiliki
jantung dengan dua bagian, aorta dan pembuluh
- Respirasi
dengan insang (ctenidium), paru pada rongga mantel, mantel atau oleh
epidermis
- Ekskresi
oleh ginjal (nefridia)
- Memiliki
sistem syaraf (ganglia), bintik mata atau mata majemuk, statosista untuk
keseimbangan.
- Kelamin
terpisah atau hermaprodit (protandri)
- Tiap
segmen mengandung sepasang nefridium, somit hanya di bagian posterior saat
metamorfosis, larva trokofor.
- Contoh:
Polygardius, panjang tubuh 30-100 mm, tubuh langsing, somit tidak jelas
dari luar. Prostomium dengan dua tentakel sensori, Organ interna mirip
polychaeta tapi lebih sederhana.
- Dinophilus,
Chaetogordius
- Kelas
Euchiroidea
Ciri, Struktur dan Fisiologi:
- Kelompok
yang mempunyai bekas peruasan pada hewan dewasa (cacing senduk)
- Berbentuk
silindris, tidak beruas, dinding tubuh tipis dan penuh cairan dalam rongga
tubuh, memiliki prestomium (belalai)
- Memiliki
mulut, usus dan anus
- Habitat
di dasar lumpur atau pasir di bawah garis pasang surut, membuat liang
berbentuk ‘U’
- Hidup
secara komensalisme dengan beberapa jenis hewan dalam lubang yang sama
PENUTUP
Annelida merupakan hewan tripoblastik selomata, karena
sudah memiliki coelom. Annelida hidup secara bebas, tetapi ada juga yang
parasit pada hewan vertebrata seperti manusia. Anelida ada yang bersifat
merugikan dan menguntungkan, namun sebagian besar Annelida bersifat menguntungkan
bahkan ada yang dapat dijadikan sebagai bahan konsumsi di beberapa daerah,
contohnya: cacing wawo (Lysidice oele), dan cacing palolo ( Eunice
viridis). Kedua cacing tersebut biasa dikonsumsi oleh manusia di beberapa
tempat di Indonesia. Selain itu, beberapa contoh spesies Annelida yang
menguntungkan antara lain: Lumbricus rubella yang memegang peranan
penting bagi agroekosistem, cacing tersebut memproses sampah tanaman dan
mengubahnya menjadi permukaan tanah sehingga kaya nutrisi. Cacing tersebut juga
berperan sebagai dekomposer dan menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif dan
enzim-enzim penghancur benda mati sehingga tidak mengherankan jika cacing
dijadikan bahan pengobatan contohnya untuk typhus dan bahan pembuat kosmetik.
Selain itu ada juga spesies yang biasa digunakan dalam ilmu kedokteran yaitu Hirudo
medicinalis.
DAFTAR PUSTAKA
Kastawi, Yusuf.dkk. 2003. Zoologi Avertebrata.
Jica: Malang.
Tim Ganesha Operation. 2004. Instan Biologi SMA.Erlangga:
Jakarta.
Oemarjati, Boen S dan Wisnu Wardhana. 1990. Taksonomi
Avertebrata Pengantar Praktikum Laboratorium. UI Press: Jakarta.
Akhyar,M. Salman. 2004. BIOLOGI untuk SMA Kelas
1(KelasX) Semester2. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Http://www.google.com