CONJUGATAE DAN CHAROPHYCEAE
MAKALAH
MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH
Yang Diampu Oleh
MARHENY LUKITASARI, S.P.,S.Pd.,M.Pd
OLEH:
Rayrie Viyana C : 11.431.036 / II / B
Megia Tania D : 11.431.041 / II / B
Erny Purwati : 11.431.050 / II / B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGERAHUAN ALAM
IKIP PGRI MADIUN
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya
ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya
masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya
ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Amin...
Madiun, 16 April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul…………………………………………..…… i
Kata Pengantar……………………………………………..… ii
Daftar Isi…………………………………………………… .. iii
Kata Pengantar……………………………………………..… ii
Daftar Isi…………………………………………………… .. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………. 2
C. Tujuan………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………. 3
A.
Kelas Conjugatae (Ganggang
Gandar)........................ 3
1.
Ordo Desmidiales................................................. 3
2.
Ordo Zygnemateles............................................... 4
B.
Kelas
Charophyceae..................................................... 5
BAB III PENUTUP.................................................................. 8
A. Kesimpulan………………………………………….... 8
DAFTAR PUSTAKA………………………….......................
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Conjugatae
merupakan algae berwarna hijau yang mengandung klorofil a dan b dengan satu
inti. Dinding sel kelas Conyugatae terdiri dari selulosa. Uniseluler atau
koloni berbentuk benang yang tidak melekat pada substrat dan sebagian besar
dari kelas Conyugatae hidup di air tawar. Tidak membentuk _oospore maupun gamet
flagel (=Acontae). Reproduksi dari kelas Conyugatae dengan cara kopulasi dua
sel, gamet tidak berflagel bersatu menjadi zigot lalu berkecambah. Anggota
Conyugatae meliputi bangsa Desmidiales dan bangsa Zygnematales.
Charophyceae
(Algae Karang).Algae ini hidup pada tanah kapur sejak zaman purba. Anggota
Kelas Charophyceae habitatnya di dalam air. Habitusnya seperti tumbuhan tingkat
tinggi dengan talus berbuku-buku dengan ruas yang panjang, bercabang, bekarang.
Pada buku tumbuh cabang-cabang pendek dan beruas, jumlahnya bias banyak. Dari
ketiak tiap cabang pendek keluar cabang panjang yang serupa talus pokok.
Dijumpai rizoid berbentuk benang bercabang untuk melekatkan pada substrat yang
tidak keras seperti pasir, Lumpur, dahan-dahan lapuk, dsb. Selain itu kelas
Charophyceae memiliki kloroplas a dan b dengan hasil asimilasi berupa tepung.
Dinding sel kelas Charophyceae berupa selulosa. Reprokduksi aseksual kelas
Charophyceae dengan cara oogami yang terletak pada oogonium. Charophyceae
atau Ganggang Karang merupakan golongan yang terasing, baik ke bawah maupunke
atas. Menurut susunan talusnya kelompok ganggang ini tergolong organisme yang
lebih tinggi tingkat perkembangannya (pembiakan generatif dengan oogami, tak
ada pembiakan aseksual). Dari bentuk talus dan alat-alat perkembangbiakan
seksual, sukar ditemukan hubungannya dengan salah satu golongan Chlorophyceae,
tetapi umumnya masih dianggap berdekatan dengan ganggang hijau itu. Semua warga
kelas ini hanya dimasukkan dalam satu bangsa saja, yaitu Charales yang terbagi
dalm beberapa suku Characeae yang meliputi antara lain Chara fragilis, Chara intermedia, Nitella gracilis, Tolypella
prolifera.
B.
RUMUSAH
MASALAH
1.
Apa saja ciri-ciri dari kelas Conjugatae dan Charophyceae
?
2.
Bagaimana cara perkembangbiakan kelas Conjugatae dan Charophyceae ?
3.
Bagaimana cara hidup kelas Conjugatae dan Charophyceae
?
4.
Apa
contoh spesies dari kelas Conjugatae
dan Charophyceae ?
C.
TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1.
Mengetahui ciri-ciri dari kelas Conjugatae dan kelas Charophyceae.
2.
Mengetahui cara perkembangbiakan pada kelas Conjugatae dan kelas Charophyceae.
3.
Mengetahui cara hidup kelas Conjugatae dan Charophyceae
?
4.
Mengetahui ragam spesies dari kelas Conjugatae dan Charophyceae ?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
KELAS CONJUGATAE (GANGGANG GANDAR)
Ciri – Ciri Conjugatae :
- Organisme yang haploid
- Berwarna hijau (mengandung klorofil-a dan b)
- Sel-selnya memiliki satu inti
- Dinding sel berasal dari selullosa
- Acontae (tidak membentuk zoospora maupun gamet yang mempunyai bulu
cambuk)
- Bentuk bervariasi dan mayoritas habitatnya di dalam air tawar
- ada yang bersel tunggal dan ada yang berkoloni berbentuk benang yang
tidak melekat pada sesuatu alas.
Classis Conjugatae dibagi menjadi
2 Ordo (bangsa), yaitu:
1. Ordo Desmidiales
Bentuknya beraneka rupa sehingga
ganggang ini dinamakan ganggang hias, terutama hidup dalam rawa rawa yang
airnya bereaksi asam. Sel selnya ada yang berbentuk bulan sabit (Closterium)
atau di tengah-tengah berlekuk hingga mempunyai bentuk seperti biskuit atau
bintang, sehingga sel terdiri atas 2 bagian yang setangkup atau simetris di
dalam tiap-tiap bagian itu suatu kloroplas yang besar dengan susunan yang
rumit, mempunyai satu atau beberapa pirenoid. Di tengah tengah sel terdapat
satu inti. Beberapa jenis dapat merayap denganperantaraan benang benang lendir
yang dikeluarkan melalui liang liang pada dinding selnya.
Pembiakan terjadi secara:
a)
Aseksual, sel membagi di tengah tengahnya, dan masing masing bagian lalu
menyempurnakan diri. Paa marga marga tertentu sel sel anakan itu tetap
berlekatan dan dengan demikian terbentuklahderetan sel sel
b)
Seksual, dengan kopulasi, dua sel berdekatan lalu menyelubungi diri dengan
endir. Dinding di bagian tengah lalu membuka dan protoplas kedua sel itu
bersatu disaluran kopulasi yang membesar dan terjadilah sebuah zigot, yang
dindingnya berduri, hingga dengan ini mudah dikenal dan dibedakan dari sel
biasa. Di samping zigot itu terdapat 4 belahan dinding sel dari kedua sel yang
berkopulasi tadi. Pada perkecambahan terjadi pembelahan reduksi sehingga
terbentuk 4 dinding haploid yang bebas, 2 kemudian mengalami degenerasi. Dengan
demikian dari satu zigot paling banyak hanya dapat tumbuh 2 individu baru.
Dari bangsa ini terdapat satu
familia yaitu Desmidiaceae, contoh spesienya antara lain: Closterium
moniliforme, Cosmarium botrytis, Desmidium aptoganum.
2.
Ordo Zygnematales
Ciri – ciri :
- Sel-selnya berbentuk koloni yang berupa benang yang tidak bercabang
dan selalu bertambah panjang karena pembelahan sel secara vegetatif, serta
pembentangan sel.
- Dinding sel lunak, tidak berlubang-lubang, terdiri atas selullosa
dengan selaput pektin yang karena pembengkakan menjadi agak berlendir.
- Tiap sel memiliki satu inti dan satu kloroplas berbentuk pita yang
melingkar seperti spiral, dan menempel pada dinding sel yang mengandung
pirenoid- pirenoid.
- Pada Famili Zygnema kloroplas berbentuk bintang, sedangkan pada
Famili Mougeotia berbentuk pipih.
Pada konjugasi dua koloni yang
berlainan jenis kelaminnya lalu berdekatan dan sejajar satu sama lain. Pada
tempat persentuhan antara dua sel lalu terbentuk penonjolan-penonjolan,
sehingga kedua koloni itu sedikit berjauhan lagi. Karena terlarutnya dinding
persentuhan , tonjolan menjadi saluran kopulasi. Melalui saluran itu protoplas
sel-sel pada benang yang jantan lalu bersifat sebagai gamet jantan dan masuk ke
dalam sel-sel pada koloni gamet betina. Peleburan kedua protoplas itu lalu
membulat dan karena kehilangan air sedikit mengecil dan menjadi suatu zigot
dengan beberapa lapis dinding yang tebal berwarna coklat (pirang), penuh terisi
dengan tepung dan minyak. Dalam zigot ini kloroplas yang berasal dari gamet
jantan mengalami degenerasi. Pada perkecambahan , zigot mengadakan pembelahan
reduksi, dan terbentuklah 4 inti haploid yang bebas. Satu di antaranya agak
besar dan tetap, yang 3 lainnya yang lebih kecil mengalami degenerasi. Zigot
lalu berkecambah menjadi individu baru.
Kopulasi kedua gamet itu ada yang
terjadi di tengah-tengahsaluran kopulasi, sehingga zigot terdapat di
antarakedua koloni yang mangadakan perkawinan, antara lain pada anggota Famili Zygnema
dan Famili Mougeotia.
Berdasarkan susunan dan cara
berkembang biaknya, Conjugatae merupakan suatu golongan yang mempunyai
batas yang jelas. Seringkali ganggang gandar tidak diberi kedudukan sebagai
kelas tersendiri, melainkan digolongkan dalam ganggang hijau (Chlorophyceae).
Contoh spesies: Mougeotia
pulchella
Ganggang
Karang hanya terdiri atas beberapa marga saja. Sel-selnya mempunyai dinding
selulosa, klorofil a dan b, dan zat tepung sebagai hasil asimilasi, dan
merupakan zat makanan cadangan. Hidupnya di kolam-kolam atau selokan sebagai
bentos. Habitusnya seperti tumbuhan yang seluruhnya hidup di dalam air. Talus
berbuku-buku dengan ruas-ruas yang panjang dengan cabang-cabang yang tersusun
dalam suatu karangan. Pembiakan seksual dengan oogami. Oogonium diselubungi
benang-benang yang melingkar-lingkar seperti spiral. Anteridium
bergandeng-gandengan mrupakan benang-benang dan tersusun dalam sebuah badan berbentuk
peluru yang kosong. Pada buku-bukunya tumbuh cabang-cabang pendek yang
beruas-ruas, kadang-kadang juga cabang-cabang yang lebih pendek lagi pada buku-bukunya.
Dari ketiak
cabang-cabang pendek itu seringkali tumbuh cabang-cabang yang panjang yang
susunannya sama dengan sumbu pokoknya. Sumbu itu pada pangkalnya melekat pada
substrat yang keras (bata atau kayu) melainkan melekat pada Lumpur atau pasir.
Beberapa jenis Characeae pada bagian bawah sumbunya membentuk semacam umbi yang
penuh terisi dengan tepung dan merupakan alat untuk mengatasi kala yang buruk.
Sumbu pokok dan cabang-cabangnya bertambah panjang karena sel ujung selalu memisahkan segmen dengan membentuk dinding-dinding pemisah melintang. Segmen itu membentang menjadi suatu sel ruas yang memanjang dan tidak membelah diri lagi, dan sel buku-buku yang berbentuk cakram.
Sumbu pokok dan cabang-cabangnya bertambah panjang karena sel ujung selalu memisahkan segmen dengan membentuk dinding-dinding pemisah melintang. Segmen itu membentang menjadi suatu sel ruas yang memanjang dan tidak membelah diri lagi, dan sel buku-buku yang berbentuk cakram.
Sel
buku-buku itu tetap pendek, tetapi membelah lagi dengan dinding pemisah membujur,
dan dari sel-sel ini akhirnya terbentuk cabang-cabang danjuga rizoid-rizoid.
Pada Nitella tiap-tiap ruas sumbu hanya terdiri atas satu sel ruas saja, tetapi
pada Characeae umumnya, sel ruas itu dikelilingi oleh selapis sel-sel yang
tersusun sejajar menurut poros bujur, yang keluar pada buku-buku dari sel-sel
bagian bawah cabang-cabang. Sel-selnya mengandung sebuah inti
dan kloroplas berbentuk bulat. Dalam sel-sel ruas inti mengadakan pembelahan
amitosis, sehingga dalam sel-sel ruas terdapat beberapa inti.
Pembiakan
aseksual dengan spora tidak ada. Alat-alat pembiakan seksual berupa anteridium
bulat berwarna kekuning-kuningan, dan oogonium berbentuk seperti telur berwarna
hijau dan terdapa tdalam ketiak cabang.
Anteridium berasal dari satu sel induk yangkemudian membelah-belah menjadi 8 sel, yang dinamakan oktan. Tiap-tiap oktan lalu membentuk 2 dinding tangensial menjadi 3 sel, sehingga dengan initerbentuklah 24 sel. Delapn sel yang paling luar pipih, dinamakan sel-sel dinding (pelindung), 8 sel di tengah-tengah dinamakan sel-sel pemegang (manubrium), 8 lagi yang paling dalam dinamakan sel-sel pokok. Sel-sel dinding lalu membentuk tonjolan-tonjolan radial yang tidak sempurna, sehingga sel-sel itu terbagi-bagi dalm ruang-ruang yang terpisah-pisah tidak sempurna pula. Sel-sel yang di tengah kemudian membentang kea rah radial. Karena sel-sel dinding tumbuh meluas, dalam alat itu akan terjadi suatui ruangan dengan sel-sel pemegang dan sel-sel pokok di dalamnya. Sel-sel yang paling dalam lalu membuat 3-6 sel sekunder, dan dari sel-sel ini ditonjolkan 3-5 sel-sel benang spermatogen terdiri atas sel-sel berbentuk cakram. Dari setiap sel akhirnya keluar spermatozoid berbentuk spiral yang mempunyai satu bintik mata, kadang-kadang tanpa plastida dan mempunyai dua bulu cambuk.
Anteridium berasal dari satu sel induk yangkemudian membelah-belah menjadi 8 sel, yang dinamakan oktan. Tiap-tiap oktan lalu membentuk 2 dinding tangensial menjadi 3 sel, sehingga dengan initerbentuklah 24 sel. Delapn sel yang paling luar pipih, dinamakan sel-sel dinding (pelindung), 8 sel di tengah-tengah dinamakan sel-sel pemegang (manubrium), 8 lagi yang paling dalam dinamakan sel-sel pokok. Sel-sel dinding lalu membentuk tonjolan-tonjolan radial yang tidak sempurna, sehingga sel-sel itu terbagi-bagi dalm ruang-ruang yang terpisah-pisah tidak sempurna pula. Sel-sel yang di tengah kemudian membentang kea rah radial. Karena sel-sel dinding tumbuh meluas, dalam alat itu akan terjadi suatui ruangan dengan sel-sel pemegang dan sel-sel pokok di dalamnya. Sel-sel yang paling dalam lalu membuat 3-6 sel sekunder, dan dari sel-sel ini ditonjolkan 3-5 sel-sel benang spermatogen terdiri atas sel-sel berbentuk cakram. Dari setiap sel akhirnya keluar spermatozoid berbentuk spiral yang mempunyai satu bintik mata, kadang-kadang tanpa plastida dan mempunyai dua bulu cambuk.
Oogonium
mula-mula hanya satu sel telur saja yang penuh terisi dengan tetes-tetes minyak
dan butir-butir tepung, kemudian oogonium itu diselubungi oleh 5 buluh yang
terpilin seperti spiral. Ujung benang-benang selubung oogonium ini merupakan bentuk
seperti mahkota, di antaranya terdapat celah-celah jalan masuknya spermatozoid.
Setelah selesai pembuahan, sel telur membentuk dinding yang tidak berwarna.
Dinding benang-benang pembungkus yang sebelah dalm menebal, warna menjadi
pirang, kadang-kadang diperkuat dengan kapur, sedang dinding luarnya lenyap
setelah buah itu jatuh. Pada perkecambahan zigot terjadi pembelahan reduksi dan
terjadilah 4 inti haploid. Dari 4 inti ini yang 3 mengalami degenerasi,
sehingga akhirnya dari satu zigot hanya tumbuh satu tumbuhan baru saja.
Karena
sifat-sifatnya sebagai pembentuk kapur, maka Characeae penting peranannya dalam
pembentukan tanah-tanah kapur. Dalam keadaan fosil, Characeae ditemukan pada
lapisan-lapisan tanah dari zaman Jura.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
penjelasan bab di atas, maka penulis mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
Ciri – Ciri Conjugatae :
*
Organisme
yang haploid
*
Berwarna
hijau (mengandung klorofil-a dan b)
*
Sel-selnya
memiliki satu inti
*
Dinding sel
berasal dari selullosa
*
Acontae
(tidak membentuk zoospora maupun gamet yang mempunyai bulu cambuk)
*
Bentuk
bervariasi dan mayoritas habitatnya di dalam air tawar
*
Ada yang
bersel tunggal dan ada yang berkoloni berbentuk benang yang tidak melekat pada sesuatu
alas.
*
Reproduksi
dari kelas Conyugatae dengan cara
kopulasi dua sel, gamet tidak berflagel bersatu menjadi zigot lalu berkecambah.
Anggota Conyugatae meliputi bangsa Desmidiales dan bangsa Zygnematales.
*
Contoh
spesienya antara lain: Closterium moniliforme, Cosmarium botrytis, Desmidium
aptoganum.
Ciri
– Ciri Charophyceae :
*
Habitatnya
di dalam air.
*
Habitus
seperti tumbuhan tingkat tinggi dengan talus berbuku-buku dengan ruas yang
panjang, bercabang, berkarang. Pada buku tumbuh cabang-cabang pendek dan
beruas, jumlahnya bisa banyak.
*
Dari ketiak
tiap cabang pendek keluar cabang panjang, yang serupa talus pokok.
*
Dijumpai
rizoid berbentuk benang bercabang, untuk melekat pada substrat yang tidak keras
seperti pasir, lumpur, dahan-dahan yang lapuk.
*
Kloroplas a
dan b, dengan hasil asimilasi berupa tepung.
*
Dinding sel
berupa selulosa.
*
Reproduksi
secara seksual dengan oogami yang terletak pada oogonium.
*
Contoh
spesienya antara lain Chara fragilis,
Chara intermedia, Nitella gracilis, Tolypella prolifera.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tjitrosoepomo,
Gembong. 1986. Taksonomi Tumbuhan
(Taksonomi khusus). Bhratara. Jakarta.
2.
Lentera Asa. http://taaruf.ums.ac.id/lenteraasa/2011/11/02/classis-conjugatae. Diakses tanggal : 02 April 2012.
3.
Wawan-junaidi.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/ganggang-karang-kelas-charophyceae.html Diakses
tanggal : 02 April 2012.
4.
Amintabin.http://amintabin.blogspot.com/2010/06/ciri-ciri-ganggang-karang-charophyceae.html Diakses
tanggal : 02 April 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar