Setalah
genap setahun aku jadian dengan Haikal, aku semakin yakin kalau aku nggak salah
pilih dan benar-benar sudah menemukan belahan jiwaku, Haikal adalah segalanya
bagiku. Aku mencintai dia dan akan selalu menyayangi dia untuk selamanya. Saat
ini aku merasa senang karena penantian, dan usahaku selama ini berbuah
kebahagiaan.
¤¤¤¤¤
Dulu
kami sering sekali bertengkar, hanya karena hal-hal kecil, kadang kami sampai
ribut nggak menentu. Dulu sebagai teman, kami memang bukan teman yang cocok,
kami saling menjatuhkan dan saling membenci. Tapi sekarang, benar kata
orang-orang, kalau kamu membenci seseorang janganlah kamu sampai terlalu, dan
hasilnya sekarang perasaan itu menjadi kebalikan bagi aku dan Haikal, justru
kami sekarang saling mencintai dan menyayangi. Tapi yang jelas, aku juga nggak
mau kehilangan Haikal, aku takut juga kalau aku terlalu mencintai dan
menyayangi dia, bisa jadi aku dan dia akan terpisahkan.
¤¤¤¤¤
“Hei Nad, kamu
lagi ngapain? aku kangen deh sama kamu..”
“Halo Kal,kan
baru kemarin kita ketemu, kamu gimana sih?”
“Nad, kamu baik-baik ya disana ,
jaga diri kamu dan jangan pernah lupakan aku ya sayang.”
“Kamu ngomong apa sih Kal? Kamu ngigau ya?”
“Nggak, maksud aku yah kamu jangan macam-macam disana ,
kan di kampus
kamu banyak banget tuh cowok-cowok keren, ntar ada yang godain kamu lagi, trus
kamu lupain aku.”
“Wkwkwk...... ya nggak dong sayang, aku nggak akan tergoda sama cowok-cowok di kampus ini, nggak ada yang kayak kamu di sini, dan yang aku mau tuh cuma kamu seorang.”
“Yeee, kamu udah pintar ngegombal yah, siapa yang ajarin, ayo ngaku?”
“Haikal, kamu apaan sih?! Udah deh, aku mau kamu kasih aku kepercayaan untuk berteman dengan teman-temanku. Asal kamu tau aku berterima kasih banget selama ini sama Tuhan karena aku udah bisa memiliki kamu.”
“Iya Nad, dan asal kamu tau juga cintaku lebih besar dari yang pernah kamu bayangkan selama ini.”
íh,,,Haikal pa’an sih,,,Sok sweet bgt dech….
Satu hal inilah yang selalu ditakutkan Haikal, dia selalu bilang aku akan tergoda oleh cowok-cowok di kampus, sementara aku nggak begitu? Justru akulah yang paling takut Haikal yang akan berpaling dariku, dia akan pergi meninggalkanku selamanya, dan cintanya hilang untukku. Haikal sekarang kuliah di salah satu universitas terkenal di Bandung, , Haikal adalah cowok yang diimpi-impikan semua cewek, karena Haikal punya segalanya, dengan modal wajah yang tampan, prilaku yang baik, dan tidak sombong, akupun takut dia akan pergi dariku, kalau seandainya ada cewek yang lebih menarik dariku.
“Halo Kal,
“Nad, kamu baik-baik ya di
“Kamu ngomong apa sih Kal? Kamu ngigau ya?”
“Nggak, maksud aku yah kamu jangan macam-macam di
“Wkwkwk...... ya nggak dong sayang, aku nggak akan tergoda sama cowok-cowok di kampus ini, nggak ada yang kayak kamu di sini, dan yang aku mau tuh cuma kamu seorang.”
“Yeee, kamu udah pintar ngegombal yah, siapa yang ajarin, ayo ngaku?”
“Haikal, kamu apaan sih?! Udah deh, aku mau kamu kasih aku kepercayaan untuk berteman dengan teman-temanku. Asal kamu tau aku berterima kasih banget selama ini sama Tuhan karena aku udah bisa memiliki kamu.”
“Iya Nad, dan asal kamu tau juga cintaku lebih besar dari yang pernah kamu bayangkan selama ini.”
íh,,,Haikal pa’an sih,,,Sok sweet bgt dech….
Satu hal inilah yang selalu ditakutkan Haikal, dia selalu bilang aku akan tergoda oleh cowok-cowok di kampus, sementara aku nggak begitu? Justru akulah yang paling takut Haikal yang akan berpaling dariku, dia akan pergi meninggalkanku selamanya, dan cintanya hilang untukku. Haikal sekarang kuliah di salah satu universitas terkenal di Bandung, , Haikal adalah cowok yang diimpi-impikan semua cewek, karena Haikal punya segalanya, dengan modal wajah yang tampan, prilaku yang baik, dan tidak sombong, akupun takut dia akan pergi dariku, kalau seandainya ada cewek yang lebih menarik dariku.
¤¤¤¤¤
Haikal
menggenggam tanganku erat sekali, aku merasakan kenyamanan saat dia memegang
tanganku. Aku merasakan cintanya begitu kuat untukku. Saat kami masuk ke sebuah
toko buku, Haikal bilang dia akan membelikan aku sebuah buku sastra yang dulu
sudah pernah dibacanya dan sekrang dia ingin aku juga membaca buku itu. Setelah
Haikal membayar buku tersebut, Haikal langsung menyerahkannya padaku. Aku kaget
membaca sinopsisnya, ternyata buku itu berisi tentang kekuatan cinta yang
tulus, yang akhirnya terpisahkan oleh maut, dan bagaimana sakitnya hati seorang
kekasih saat menghadapi peristiwa kematian itu.
¤¤¤¤¤
“Haikal, kenapa
kamu kasih aku buku kayak gini sih?”
“Nadin, aku pengen banget kamu baca buku ini, karena kalau kamu baca buku ini, kamu bakal lebih mengerti lagi apa itu cinta sejati, kamu akan merasakan betapa sangat berartinya orang yang mencintai kamu, pokoknya ceritanya bagus deh, kamu pasti nggak bakalan nyesal kalau baca buku ini, dan setelah membacanya, aku juga yakin kamu akan semakin sayang sama aku, he-he... he-he ...”
“Ih, kamu!! Ke-GR-an banget sih kamu, masa cuma gara-gara baca buku ini aku bisa semakin sayang sama kamu.”
“Eh, benaran, percaya deh sama aku. Kalau nggak, ntar kamu boleh musuhin aku lagi deh kayak dulu.”
“Haikal!! Kamu ngomong apaan sih, yaa udah, aku baca bukunya, kamu kira aku bakalan senang yah kalau kita musuhan lagi.”
Haikal aneh sekali hari ini. Tadi siang dia ngomong yang nggak-nggak di telpon, dan malam ini dia juga menyuruhku membaca buku yang isinya aneh, tentang kematian. Tiba-tiba saja jantungku berdegup kencang, kata kematian terasa terngiang-ngiang di telingaku.
“Nadin, aku pengen banget kamu baca buku ini, karena kalau kamu baca buku ini, kamu bakal lebih mengerti lagi apa itu cinta sejati, kamu akan merasakan betapa sangat berartinya orang yang mencintai kamu, pokoknya ceritanya bagus deh, kamu pasti nggak bakalan nyesal kalau baca buku ini, dan setelah membacanya, aku juga yakin kamu akan semakin sayang sama aku, he-he... he-he ...”
“Ih, kamu!! Ke-GR-an banget sih kamu, masa cuma gara-gara baca buku ini aku bisa semakin sayang sama kamu.”
“Eh, benaran, percaya deh sama aku. Kalau nggak, ntar kamu boleh musuhin aku lagi deh kayak dulu.”
“Haikal!! Kamu ngomong apaan sih, yaa udah, aku baca bukunya, kamu kira aku bakalan senang yah kalau kita musuhan lagi.”
Haikal aneh sekali hari ini. Tadi siang dia ngomong yang nggak-nggak di telpon, dan malam ini dia juga menyuruhku membaca buku yang isinya aneh, tentang kematian. Tiba-tiba saja jantungku berdegup kencang, kata kematian terasa terngiang-ngiang di telingaku.
Entah kenapa aku semakin ketakutan,
takut akan kematian, takut akan kehilangan. Peganganku semakin aku kuatkan ke
pinggang Haikal , aku peluk pungungnya dan aku sandarkan wajahku ke sana . Aku merasakan lagi
kalau aku bersama Haikal, saat ini mungkin Haikal sedang tersenyum karena dia
merasakan cintaku besar untuknya.
¤¤¤¤¤
Sambil
mengenderai motornya, sesekali dia menoleh ke belakang untuk melihatku, Haikal seperti
orang yang was-was. Aneh, di sepanjang jalan aku terus kepikiran. Dan akhirnya
bunyi keras dan goncangan hebat membuat aku kaget, nggak hanya goncangan, tapi
sakit yang luar biasa di kepalaku, aku merasakan pusing serasa dunia ini
berputar sangat kencang sekali, penglihatanku kabur, aku berusaha untuk
menyadarkan diriku sendiri, apa yang sebenarnya terjadi. Tiba-tiba aku melihat Haikal
yang sedang tidur di jalanan, samar-samar aku melihat dia seolah-olah tidur
nyenyak, aku terasa mimpi, mana mungkin Haikal tidur di jalan, perasaan baru
tadi aku boncengan dengan dia. Aku berjalan mendekati dia, tapi orang-orang
yang ramai lebih dulu menghampiri dia, aku semakin kesakitan, aku nggak kuat
lagi dan akhirnya yang aku lihat hanya kegelapan.
¤¤¤¤¤
“Nadin, kamu nggak
apa-apa sayang, ini Mama.”
Aku pandangi wajah Mama. Dia seperti orang yang ketakutan, aku melihat sekelilingku, tiba-tiba aku baru sadar, selintas kejadian tadi malam teringat lagi olehku.
“Ma, Haikal mana? Dia baik-baik ajakan ?”
“Nadin, nanti aja, kamu istirahat dulu, kamu masih sakit sayang.”
“Nggak Ma, Nadin nggak merasa sakit apa-apa, sekarang Nadin mau lihat Haikal, dimana dia Ma?”
“Nadin, luka kamu belum kering betul, tadi kamu terus-terusan ngigau kalau kamu ngerasain sakit.”
“Ma, Nadin nggak ngerasa sakit, benaran, nggak tau kenapa Nadin ngerasa sehat dan kuat Ma, sekarang Nadin mau ketemu Haikal, pasti saat ini dia butuhin Nadin banget.”
“Nadin, saat ini Haikal nggak butuh siapa-siapa lagi, dia udah aman Nadin, dia udah tenang disana , sekarang udah bahagia
dengan kehidupannya sendiri, ada yang menjaga dia di sana .”
“Apa???? Apa maksud Mama???? Mama bohong!! Nadin nggak percaya, nggak mungkin,,,,, nggak mungkin itu terjadi sama Haikal, dia udah janji Ma nggak akan pernah ninggalin Nadin, dia saying Nadin, Nadin sayang Haikal Ma .... nggak, nggak mungkin........
Aku pandangi wajah Mama. Dia seperti orang yang ketakutan, aku melihat sekelilingku, tiba-tiba aku baru sadar, selintas kejadian tadi malam teringat lagi olehku.
“Ma, Haikal mana? Dia baik-baik aja
“Nadin, nanti aja, kamu istirahat dulu, kamu masih sakit sayang.”
“Nggak Ma, Nadin nggak merasa sakit apa-apa, sekarang Nadin mau lihat Haikal, dimana dia Ma?”
“Nadin, luka kamu belum kering betul, tadi kamu terus-terusan ngigau kalau kamu ngerasain sakit.”
“Ma, Nadin nggak ngerasa sakit, benaran, nggak tau kenapa Nadin ngerasa sehat dan kuat Ma, sekarang Nadin mau ketemu Haikal, pasti saat ini dia butuhin Nadin banget.”
“Nadin, saat ini Haikal nggak butuh siapa-siapa lagi, dia udah aman Nadin, dia udah tenang di
“Apa???? Apa maksud Mama???? Mama bohong!! Nadin nggak percaya, nggak mungkin,,,,, nggak mungkin itu terjadi sama Haikal, dia udah janji Ma nggak akan pernah ninggalin Nadin, dia saying Nadin, Nadin sayang Haikal Ma .... nggak, nggak mungkin........
¤¤¤¤¤
Teriakanku
membuat semua suster datang ke tempatku, mereka berusaha menenangkanku, tapi
aku nggak bisa, air mataku mengalir terus tiada hentinya, salah seorang suster
baru saja akan memberiku suntikan penenang, tapi cepat-cepat aku elakkan.
“Tolong jangan suster, saat ini aku nggak butuh itu, aku hanya ingin menangis, aku nggak rela, aku marah sama Haikal, kenapa dia berani pergi ninggalin aku, padahal dulu dia udah janji nggak akan pernah pergi dariku, tapi kenapa Haikal bohong, kenapa sekarang justru dia pergi selamanya, dan aku tau dia nggak akan pernah kembali lagi kan untukku? Kenapa kamu tinggalin aku Haikal?”
“Nadin, ini udah takdirnya, waktu Haikal udah habis di dunia, kamu jangan pernah marah sama Haikal sayang. Kamu harus yakin kalau sekarang Haikal udah bahagia disana .”
“Ma, kenapa justru Haikal, kenapa buka Nadin aja yang ada disana ? Nadin mau kok Ma, Menggantikan Haikal,
karena Nadin sayang sama Haikal Ma, atau biarkan Haikal untuk bersama dia
sekarang, Nadin pengen menyusul dia Ma, Nadin nggak mau hidup di dunia ini
tanpa dia, percuma Ma, percuma kalau nggak ada Haikal di sini, hidup Nadin
nggak ada artinya apa-apa.
“Tolong jangan suster, saat ini aku nggak butuh itu, aku hanya ingin menangis, aku nggak rela, aku marah sama Haikal, kenapa dia berani pergi ninggalin aku, padahal dulu dia udah janji nggak akan pernah pergi dariku, tapi kenapa Haikal bohong, kenapa sekarang justru dia pergi selamanya, dan aku tau dia nggak akan pernah kembali lagi kan untukku? Kenapa kamu tinggalin aku Haikal?”
“Nadin, ini udah takdirnya, waktu Haikal udah habis di dunia, kamu jangan pernah marah sama Haikal sayang. Kamu harus yakin kalau sekarang Haikal udah bahagia di
“Ma, kenapa justru Haikal, kenapa buka Nadin aja yang ada di
¤¤¤¤¤
Dengan
cepat suster-suster itu memegang seluruh tubuhku, dan sesaat kemudian aku
tertidur, di alam mimpi Haikal datang padaku. Dengan pakaian yang serba putih
Haikal tersenyum padaku, dia berjalan mendekatiku, dia kelihatan senang sekali,
seolah-olah dia mendapatkan kebahagiaan yang baru, yang tiada duanya di dunia,
melihat Haikal terus-terusan tersenyum, rasanya aku ingin sekali ikut bersama
dia, ikut merasakan kebahagiaan yang dia rasakan saat ini. Aku berusaha
memeluknya dan menggenggam tangannya, dia membalas pelukanku, dia mendekapku,
kembali aku meerasakan kenyamanan bersamanya, aku merasakan dia memberiku
kekuatan, ketegaran, dia membelai rambutku dengan penuh rasa sayang, tapi
pelan-pelan dia melepaskanku, dia justru menjauh dariku, semakin jauh, jauh dan
hilang dari penglihatanku.
Saat
aku sadar, aku menangis lagi, aku bukan menangis karena menahan sakit pada
kepalaku, tapi aku menangis karena hatiku yang terasa amat sakit. Sekarang
dunia bagiku terasa kelam, hujan nggak hanya membasahi bumi, tapi hujan
membasahi kehidupanku, hatiku seolah-olah nggak berhenti menangis, menangisi
orang yang telah pergi untuk selama-lamanya, dia nggak akan pernah kembali
lagi.
¤¤¤¤¤
Tiba-tiba
mataku tertuju pada buku yang ada di atas meja, aku baru ingat kalau itu adalah
buku yang dibelikan Haikal kemarin. Aku buka satu demi satu halaman buku itu,
beberapa menit kemudian aku tenggelam dalam ceritanya. Aku menangis membaca
buku itu, sekilas aku seolah-olah melihat wajah Haikal tersenyum di langit yang
mendung di luar sana .
Entah
kenapa sekarang aku kembali merasakan kekuatan itu, kekuatan cinta yang
diberikan oleh Haikal, aku merasakan dia ada di dekatku, merangkulku,
menenangkanku, aku dapat merasakan cinta dan sayangnya. Haikal, aku sangat
mencintai dan menyayangi kamu, aku yakin kamu bahagia di sana, walaupun kamu sudah
pergi dari kehidupanku, tapi kamu nggak akan pernah pergi dari hatiku, kamu
abadi untukku, Haikal. Aku akan buktikan, kematianmu nggak akan pernah
mengakhiri cintaku.
¤¤¤¤¤
Tidak ada komentar:
Posting Komentar